CHAPTER 28

1152 Words
Di sisi lain—di sebuah tempat terpencil di Belarus— seorang pria tampak tergopoh-gopoh membawa lembaran foto yang dicetaknya tepat setelah informan gelap mereka berhasil mengirim foto. Dia masuk ke ruangan yang hanya mendapatkan cahaya melalui lampu kecil di tengah. Ada seorang pria yang duduk di depan papan tulis putih yang telah dipenuhi oleh beberapa foto dan tulisan-tulisan dalam bahasa Rusia. "Bos, ada informasi baru." Pria itu menyerahkan sebuah foto kepada bos nya yang tengah duduk mengamati. Dia memberi kode agar anak buahnya segera pergi dari ruangan, sedangkan dia mengecek foto yang baru saja dicetak tersebut. Wajahnya dipenuhi oleh luka sayatan dan ada bekas siraman air keras di pipi kirinya. Itu dia dapatkan ketika dia mencoba untuk membunuh Elliot Anderson tiga tahun silam. Bocah tengik itu berhasil membuat dia kehilangan penglihatan di mata kirinya akibat air keras itu. "Hmm... Menarik sekali. Ternyata gadis cantik ini adalah kelemahan Christian." Dia berdiri lalu ia menempelkan foto Queenie yang sedang makan es krim di papan tulis putih itu. Dia meraih spidol merah lalu melingkari wajah Queenie yang terlihat bahagia. "Sungguh suatu kebetulan. Gadis ini milik si b******k Stefan dan keluarganya. Ini akan menjadi lebih mudah untukku." Cklek! "Daniil." Pria itu menoleh sedikit ke belakang begitu dia melihat ada salah seorang rekan barunya yang datang. "Kau tepat waktu, Aiden. Aku baru saja menerima informasi baru soal Kakak sialan mu itu." Daniil menggeser tubuhnya agar Aiden mampu melihat sesuatu yang baru di papan tulis itu. "Dia kekasih kakak ku?" Daniil tertawa sumbang,"Bukan hanya itu... Dia milik Anderson. Orang-orang sialan yang sudah menyebabkan mata ku menjadi buta sebelah!" Aiden terdiam saja. Dia berjalan mendekati papan itu dan membaca semuanya satu persatu. Di yang paling atas, Daniil menempelkan foto Stefan dan istrinya sebagai musuh paling pertama. Daniil juga membuat beberapa tulisan mengenai pengkhianatan yang telah dilakukan Stefan, dalam hal ini dia ingin membalaskan dendam atas kematian Vladimir Petrov dan juga Dominik Petrov yang tewas akibat kebakaran yang terjadi tiga tahun lalu. Di bawah Stefan, ada nama si kembar Anderson. Daniil pun menaruh dendam pada dua pria berwajah serupa itu. Berkat salah satu di antara mereka Daniil mendapatkan wajah yang rusak seperti sekarang ini. Namun, ia sudah membalaskan satu dendamnya. Di sebelah foto Elliot, ada foto gadis berkacamata yang telah berhasil ia lenyapkan melalui kebakaran gedung apartemen yang sengaja ia lakukan. Foto itu sudah diberi tanda X. Di foto ketiga, di situlah wajah Christian berada. Daniil pun membenci pria satu itu karena telah memilih untuk memutuskan hubungan antara Red Tiger dan Petrov— membuat dua Klan terlibat perang dingin selama nyaris empat tahun. Bukan hanya itu, Christian juga diketahui ingin menghancurkan rencana mereka dalam mengambil alih kekuasaan Rusia. Oleh sebab itu, Daniil ikut menargetkan Christian sebagai salah satu hama yang mesti dia musnahkan. "Berapa lama kau membuat skenario ini?" Tanya Aiden. "Cukup lama. Mungkin sejak Kakakmu memutuskan untuk meninggalkan Klan dan menjadi pengkhianat." "Lalu kau akan melakukan apa?" Daniil menyalakan rokok lalu dia menekan ujung rokok itu ke wajah Queenie,"Gadis ini akan menjadi target selanjutnya. Aku akan menggunakannya untuk melemahkan Christian. Setelah dia kehilangan kekasih, maka target berikutnya adalah Crystal— keponakan mu." Aiden masih memasang wajah datar. Daniil memang seorang pembunuh berdarah dingin. Dia sakit jiwa dan tak terkendali. Kekuasaan membuatnya menjadi seperti ini. Pendendam dan serakah. "Lalu bagaimana dengan rencana mu soal gadis yang kau kurung itu? Sudah bertahun-tahun dan kau tidak melakukan tindakan apapun." Daniil mengusap dagunya. Dia menepuk tangannya dua kali lalu tak lama setelah itu anak buahnya masuk ke dalam ruangan,"Ada yang bisa saya bantu, Bos?" "Bawa gadis itu kemari." Anak buahnya mengangguk cepat lalu dia pun keluar dari ruangan itu untuk melaksanakan perintah bos nya. Aiden mendekati papan tulis lalu ia membaca satu persatu tulisan yang dibuat dalam bahasa Rusia itu. "Kenapa kau menargetkan semua orang, Daniil?" Daniil menatap lurus ke arah Aiden. Dia belum bisa memercayai Aiden sepenuhnya karena Daniil tahu kalau Aiden masih menaruh kesetiaan kepada Christian meski mereka terlibat perselisihan. "Jika aku tidak membasmi semuanya sampai ke akar, maka akan lahir tikus-tikus lainnya yang akan mengganggu ketenangan ku." Beberapa saat kemudian, anak buah Daniil kembali datang sambil menyeret seorang gadis yang memakai gaun putih lusuh. Gadis itu tampak memberontak dan hendak melarikan diri. Namun, tangannya di borgol sampai menciptakan luka permanen di pergelangannya. "Ckckck... Kau benar-benar gadis pemberontak, Cecilia ku yang cantik." "b******n!" Daniil mencengkeram erat rahang Cecilia, membuat gadis itu merintih sakit akibat tindakan Daniil yang kasar,"Bertahan lah sebentar lagi, Cecilia. Karena ksatria mu akan segera datang menjemput." Daniil tertawa lebar karena mengasihani Cecilia yang malang. Gadis ini sudah dijual oleh keluarganya sejak masih kecil. Ayah Cecilia melakukan perdagangan manusia dan semua saudari Cecilia sudah dijual termasuk gadis itu. "Aku tidak sudi untuk menjadi alat untuk melancarkan rencana busuk kalian! Aku hanya ingin mati!" Daniil menampar wajah Cecilia hingga membuat gadis itu tersungkur ke atas lantai. Cecilia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis karena dia bukan perempuan lemah. "Berani sekali kau bersikap lancang." Daniil menyentuh pipi Cecilia dengan ujung sepatunya sebelum menekan pelan kepala gadis itu,"Aku hanya butuh rahim mu saja, gadis jalang. Setelah itu kau baru boleh mati." "Bawa dia ke ruang merah dan cambuk dia." "Baik, bos." Anak buah Daniil kembali membawa paksa Cecilia— tidak peduli dengan raungan gadis itu yang meminta untuk dilepaskan. Aiden hanya mampu melihat. Daniil memang orang gila, tapi Aiden tidak bisa kehilangan kerja sama dengan Daniil karena dia pun menginginkan kekuasaan terbesar. "Berapa lama kau mengurung Cecilia, Daniil?" "Cukup lama. Dia salah satu aset terbesar ku untuk melahirkan penerus baru. Bersamaan dengan itu, sulung Anderson pun akan melengkapinya." "Lalu setelah itu?" Daniil duduk kembali di tempatnya,"Hanya ada kematian. Mereka semua akan mati kecuali si penerus baru." ... Christian mengantar Queenie pulang saat sore hari. Seperti tadi pagi, Queenie turun setelah memastikan kalau semuanya aman. Gadis itu berciuman dengan Christian sebelum meninggalkan mobil dan besok pagi mereka sepakat untuk kembali jalan-jalan apabila urusan kampus sudah selesai. Gadis itu melangkah santai ke dalam rumah sambil senyum-senyum sendiri. Dia sangat mencintai Christian dan kencan pertamanya berjalan sangat baik. Pria itu mengajaknya ke semua tempat yang Queenie mau bahkan mereka makan es krim di bawah pohon rindang. Hanya berdua dan intim. Queenie semakin yakin kalau dia bisa membuat Christian menyatakan cinta padanya lalu mereka akan menikah dan memiliki anak! Astaga... Queenie tidak sabar menanti itu semua. Dia membuka pintu rumah dan terkejut saat melihat ada dua koper yang tersusun rapi di dekat tangga. Keluarganya tampak sedang berkumpul dan dia melihat kalau Maxime juga Eleanor tampak berpakaian rapi. "Hai, semuanya. Kenapa berkumpul di sini?" Tanyanya. Alaina meliriknya dan meminta Queenie untuk mendekat,"Duduk sini, Queen." Gadis itu menurut dan dia menghempaskan bokongnya di samping sang Mama. "Jadi ada apa?" "Eleanor memutuskan untuk tinggal di apartemen." "Apa? Yang benar, Elea?" Eleanor mengangguk lesu, tapi dia masih memaksakan senyumannya. "Lalu? Kau sendirian?" "Tidak, aku juga pindah ke apartemen," Ucap Maxime. Queenie membulatkan matanya,"Kalian satu apartemen?!" "Jangan konyol, Queen. Maxie tinggal di apartemen sebelahnya," Koreksi sang Mama. Queenie menghela napas lega. Untungnya kalau itu memang benar terjadi. "Kapan perginya?" "Sebentar lagi. Kami baru saja membahas soal apartemen mereka," Kata Stefan. Ini terkesan buru-buru sekali. Kenapa pula tiba-tiba semua orang ingin pergi dari rumah? Queenie pun memutuskan untuk kembali ke kamar dan bersiap mandi. Dia punya banyak rencana untuk esok hari dan semoga saja kebersamaannya bersama Christian akan berbuah manis untuk hubungan mereka. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD