Eps. 23 Jangan Melangkah Lagi

1329 Words

Arshan baru saja merapikan berkas terakhirnya, lalu menutup pintu ruang praktik dengan napas panjang. Hari ini terasa berat—pasien datang silih berganti, dan tiap keluhan seakan menambah beban pikirannya. Ia hanya ingin pulang, mandi air hangat, lalu beristirahat. Tas kerjanya sudah di pundak, ponsel di tangan tanpa sempat ia lirik sepanjang sore. Langkahnya terarah ke basement tempat mobilnya terparkir. Bau lembap khas area parkir bawah tanah menyambutnya ketika ia membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi. Sebelum menyalakan mesin, ia memutuskan memeriksa ponsel, sekadar melihat apakah ada panggilan atau pesan penting. Begitu layar menyala, matanya langsung tertuju pada satu nama—Sanvi. Ada satu pesan belum terbaca. Jari Arshan refleks membuka pesan itu. [Bisa datang ke sini?

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD