Sanvi mendorong pintu rumah perlahan. Suasana ruang tengah terasa sedikit tegang, dan di sana duduk Haris bersama Wina. Tatapan mereka langsung mengarah padanya, seolah sejak tadi menunggu kepulangannya. “Sanvi, kamu yakin akan menikah dengan dokter itu?” suara Haris terdengar berat, penuh nada khawatir. Sanvi terdiam sejenak, menatap ayahnya tanpa berkedip. “Ya, Ayah. Aku yakin dengan pria pilihanku sendiri,” jawabnya singkat namun mantap. Ia menarik napas perlahan sebelum melanjutkan, “Kesalahanku sebelumnya adalah bertunangan terlalu lama. Itu memberiku banyak ruang untuk kekecewaan dan akhirnya…pengkhianatan. Jadi kali ini, aku tidak akan mengulang kesalahan itu. Cepat menikah adalah solusi terbaik untuk menghindari kejadian yang sama.” Tanpa menunggu balasan, ia melangkah menuju k