Bab 15 Bunga Gagal Mekar

1035 Words

Ruangan itu gelap. Hanya layar besar di dinding yang menyala, memutar ulang rekaman liputan bandara hari itu. Roy duduk di sofa, kemeja setengah terbuka, dasi tergantung longgar di leher. Klik. Ulangi. Klik lagi. Ferdi menggenggam tangan Andini. Cincin sialan itu... cincin menyebalkan yang seharusnya tidak pernah ada. Ia menarik napas, tapi paru-parunya menolak bekerja dengan tenang. “Itu harusnya aku. Aku yang bersamanya lima tahun. Aku yang berjanji. Aku yang membuatnya menangis…” Meski Roy bilang begitu, tapi yang menyematkan cincin ke jari Andini—bukan dia. Bukan Roy, melainkan Ferdi ayahnya sendiri. Roy menutup wajahnya. Entah karena muak atau karena baru sadar bahwa tidak ada satu pun wanita yang benar-benar ia miliki. Tak ada rencana yang benar-benar sesuai keinginannya. Semu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD