Mobil SUV Lexus silver berhenti dan terparkir di garasi. Roy turun dari mobil. Malam sudah sangat larut saat dia tiba di rumah Ferdi. Roy tidak ingin pulang, tapi dia juga tidak bisa melarikan diri. Ego dan harga dirinya melarangnya untuk itu. Rumah sepi. Dia segera menuju kamar. Tadi Melati mengirimi pesan kalau dia sudah di rumah. Roy membuka pintu perlahan. Melati sudah duduk di pinggir ranjang, kakinya terayun pelan, matanya merah—entah karena lelah… atau baru saja menangis. “Mel,” katanya pelan. Melati mendongak. Bibirnya gemetar. Tapi tidak ada air mata yang jatuh—karena sudah habis sebelum Roy datang. "Kamu baru pulang,” ucapnya dengan suara pelan tapi sarat makna, seolah Roy telah melakukan kesalahan besar. Roy menutup pintu. “Maaf. Aku harus ke kantor dulu dan lembur. Ada

