Malam di Tokyo mendekati akhir. Pertemuan hari itu sukses. Data dikirim. Proses awal akuisisi bergerak. Andini berhasil mewujudkan mimpinya. Andini duduk sendiri di meja kecil dekat balkon. Laptop terbuka, layar menampilkan folder penuh file intelijen perusahaan yang baru saja berhasil dia kuasai. Bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum, dia bahagia. Meski kemudian, alisnya terangkat dan bibirnya kehilangan senyuman. "Apa, nih?" gumamnya tidak suka. Di layar, satu nama muncul: Surya Gunawan. Pakar saham gelap dan ayah dari wanita yang merebut kekasihnya. Ia baru saja membaca laporan bocoran internal yang berisi. “Surya memiliki saham minor di perusahaan yang sama. Dia telah mengatur manuver untuk menggagalkan akuisisi lewat jalur belakang.” Tangannya mengepal. Bahu tetap tegak. Namu

