Pilihan Sulit (2)

2347 Words

POV Kelvin “Ken, kenapa elo malah diam begitu?” “Gue lagi menyimak, Vin.” “Oh.” Gue mencoba menyingkirkan sisa-sisa keraguan gue. Malahan gue juga berusaha untuk menganggap bahwa saat ini gue sedang berbicara sama Bramantyo, dan nggak ada yang perlu gue tutup-tutupi. Jujur, gue memang perlu telinga untuk mendengarkan gue sat ini, sekaligus memberikan pendapatnya ke gue, yang siapa tahu bisa jadi solusi. “Jadi begini Ken, gue sama Nicky itu sebetulnya sudah lama saling kenal, bukan karena kami ketemu saat paralayang doang.” “Hm. Lalu?” “Gue sama Nicky itu... satu kampung halaman.” Di titik ini gue merasa keceplosan. Tapi mau ngomong apa? Rasanya sudah susah untuk menarik lagi kata-kata gue. “Nicky itu sebenarnya berasa dari keluarga yang lumayan berada. Dia Anak bungsu. Kesayangan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD