40. Keanehan Abil

2106 Words

Dua bulan kemudian...   Abil                   “Bil, kantin yuk?” Nadia menarik lengan kemejaku berkali-kali. Anak satu ini sudah mengeluh lapar sejak setengah jam yang lalu. “Lima menit lagi baru jam makan siang, Nad. Sabar napa, sih?” aku mengabaikan Nadia, dan kembali melanjutkan pekerjaanku. “Laper Bil, tadi pagi lupa sarapan. Gue telat bangun sih.” “Kan tadi udah makan roti.” “Ya tapi masih laper, Bil.” Kali ini Nadia mulai merengek, bahkan kembali menarik lengan kemejaku berulang kali persis anak kecil. “Bentar lagi Nad, sabar!”                 Nadia akhirnya menyerah. Dia kembali ke mejanya lengkap dengan ekpresi kesalnya.  “Bil, ada Pak Juna tuh.” Rega tiba-tiba menyikut lenganku pelan. “Ha?” Aku reflek menoleh ke arah Rega, sementara Rega menunjuk pintu ruangan kami

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD