32. Tamu Tak Diundang

1623 Words

Abil                   Aku menatap apartemen mewah di depanku dengan tatapan takjub. Jujur, aku baru tahu ada apartemen sebagus ini di Jakarta. Mungkin karena sejauh ini aku belum memiliki circle pertemanan yang luas, jadi mainku pun kurang jauh. “Bantu bawa ini, Bil.” Suara Mas Juna menginterupsi. “Oh iya. Maaf, sampai lupa.” Aku mengambil tas berukuran sedang sementara Mas Juna membawa koper besar yang berisi barang milik kami. Sebenarnya ada beberapa koper lagi, tapi kata Mas Juna biar nanti minta bantuan orang. “Mas, bentar.” Aku menahan tangan Mas Juna, dan Mas Juna berhenti. “Ada apa?” “Kita bakal tinggal disini?” “Iya. Kenapa? Nggak suka?” Aku buru-buru menggeleng kuat. “Bukannya nggak suka. Tapi ini apa nggak mahal banget sewanya?” Mendengar itu, Mas Juna seketika t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD