44. Depan Tenda Sate

1325 Words

Juna Angin berembus semakin kencang, membuat suhu udara di sekitar semakin dingin. Saat ini aku dan Abil sedang tiduran di teras belakang rumah. Abil tertidur di sampingku dengan posisi miring. Aku tersenyum sekilas ketika melihat wajah polos Abil saat ini. Apalagi pipi tembamnya selalu sukses membuatku gemas setengah mati. Jujur saja, tiap kali pandangan mataku fokus pada perut Abil yang semakin lama semakin membesar, aku merasa amazed sendiri. Terkadang aku masih sulit percaya kalau sebentar lagi aku akan menjadi seorang ayah. Apalagi memiliki anak dari perempuan yang sangat aku sayangi. Aku sangat bersyukur Abil memiliki daya tahan tubuh cukup baik mengingat dia jarang sakit. Meski pada awal-awal kehamilan, Abil sempat drop dan bed rest selama beberapa hari. “Mas Juna..." Tiba-tiba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD