Kesiangan

488 Words
Sore hari Tiara sedang menyiapkan berbagai perlengkapan kemahnya tak lupa juga dia menyelipkan figura foto Jasson kedalam tasnya. Dirinya merasa jika hal itu akan membuatnya seperti ada didalam perlindungan sang ayah. Siapa yang tak mengenal seorang Jasson? Pengusaha tampan diusianya yang ke 33 tahun sudah menjadi seorang CEO sukses. Sejenak Tiara duduk ditepi ranjang dan kembali teringat akan percakapannya dengan Nana di coffe tadi. "Oh Tuhan apa yang harus kulakukan? Bagaimana jika ayah benar-benar menikah?" hatinya begitu gundah, sesekali juga dia menghela nafas lalu kembali menyelesaikan persiapannya. Makan malampun tiba seperti yang sudah dikatakan Jasson tadi pagi, hari ini dirinya akan pulang terlambat jadi untuk makan malam Tiara makan sendirian. Suasananya sepi bagaimana tidak? Diapartemen semewah ini hanya ditinggali 2 orang. Tiara menghela nafas pelan usai makan malam dirinya segera beranjak keruang tengah untuk menonton tv. Berbaring disofa saat jeda iklan dirinya menyempatkan waktu untuk membaca majalah. Salah satu halaman majalah itu memberitakan berita seorang wanita yang beruntung telah menjadi kekasih hati sang CEO tampan. Hatinya serasa tergores belati sakit namun tak berdarah saat mengetahui siapa kekasih dari Jasson. Natalia yang cantik terlebih lagi wanita itu adalah seorang model papan atas, pria mana yang tidak mau berpacaran dengannya. Tapi kenapa harus menjadi pacar dari ayahnya? "Tuhan apakah ini memang yang seharusnya terjadi? Apakah aku harus menyerah?" senyum getir terukir di bibir tipisnya. Malampun semakin larut Tiara tertidur diruangan itu dengan majalah yang terjatuh kelantai sedangkan tv masih menyala. Tak lama setelah Tiara tertidur Jassonpun datang. Pria itu menyapu ruangan tengah, mematikan tv lalu melangkah mendekati Tiara, "Kau tertidur? Aku sudah bilang untuk tidak menungguku.." tangan kekarnya menggendong Tiara menuju kamar tidur lalu meletakannya dengan perlahan agar Tiara tidak terbangun. *** Pagi harinya Tiara tidak terkejut saat mendapati dirinya tertidur di atas ranjang kamar. Karena hal yang seperti inipun sudah pernah terjadi. Tiara meraih hp yang semalaman tergeletak diatas meja untuk mengecek notifikasi, bola matanya membulat sempurna. "Aaa aku kesiangan bagaimana ini?" Terkejut saat dirinya membaca pesan dari Nana, "Bis sudah berangkat sejak 15 menit yang lalu. Kau kemana saja saat aku menelefon tapi tidak kau angkat!" Buru-buru Tiara berlari kecil mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi. 10 menit kemudian mandi dengan secepat kilat untung saja semalam dia sudah menyiapkan pakaiannya jadi dirinya tidak terlalu panik. Pergi tanpa balutan makeup membuatnya tetap tampil cantik dan menarik. Saat pintu apartemen terbuka dilihatnya Jasson yang sudah mau menanggalkan parkiran. "Ayaaah..." seru Tiara sembari berlari menghadang mobil. Jasson mendadak menghentikan mobilnya, lalu sedikit mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil, "Kenapa kau berdiri disitu, kau tidak tahu itu berbahaya?" "Ayah maaf tapi bisakah ayah mengantarku ketempat kemah? Aku kesiangan yah dan nana bilang bis sekolah sudah berangkat sejak 25 menit yang lalu." 25 menit (15 menit saat dirinya membaca pesan dari nana dan 10 menit saat dirinya mandi) ditambah lagi menit-menit yang sudah terlewati hingga saat ini. "Kenapa kau bisa seceroboh itu? Masuklah!" Jasson sedikit kesal dengan kecerobohan seorang Tiara dia sungguh mirip dengan mendiang ibunya. Tiarapun segera masuk kedalam mobil agar tidak terus-terusan dimarahi oleh sang ayah angkat yang telah mencuri hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD