Ciuman Mendadak

466 Words
Satu jam kemudian Jassonpun sampai diperusahaannya, satpam mengangguk hormat lalu membukakan pintu untuk sang CEO. "Selamat pagi tuan muda?" "Pagi.." Baru saja Jasson mengaktifkan hpnya namun beberapa menit kemudian hpnya kembali berdering mengira itu telefon masuk dari Natalia, "Berhenti membahasnya!!" "Membahas apa ayah?" Oh astaga Jasson salah mengira ternyata itu telefon masuk dari Tiara. "Tidak.. bukan apa-apa, kenapa menelefonku? Apa yang kau butuhkan?" "Aku ingin ayah menandatangani surat persetujuan kemah kami.." "Kemarilah, aku sudah sampai di kantor." "Baik, yah.." Diantar sopir pribadinya segera Tiara menuju kantor Jasson. Entah mengapa jantungnya mendadak berdetak kencang. Padahal dirinya sudah sangat tahu siapa pria itu. Dialah pria yang telah menjadi ayahnya sejak dirinya berusia 5 tahun. Tuhan ada apa denganku ini? Tidak Tiara.. tidak boleh! Kau tidak boleh menyukainya. Ingat dia adalah ayahmu meskipun hanya sebagai ayah angkat. Tiara menggeleng pelan sembari mengehela nafas lalu mengusap wajahnya dengan gusar. "Nona kenapa?" "Tidak apa-apa pak.. ayo fokus saja pada jalannya." "Baik, nona.." Tak seberapa lamapun Tiara sampai di lobi kantor. Tiara melangkah dengan cepat namun tidak tergesa-gesa, menekan tombol lift khusus untuk membukanya dan masuk kedalam.Lalu keluar lagi saat lift sudah mencapai lantai yang dituju. Tiara tersenyum sambil mengangguk kepada 2 sekretaris ayahnya yang terlihat modis dan cantik lalu segera membuka pintu ruangan Jasson setelah mengetuknya. "Ayah.." "Cepat sekali kau sampai? Mana formnya." "Ini.. ayah tandatangani saja disini.." Usai menandatangani tiba-tiba saja Tiara mendapatkan dorongan untuk mencium pipi Jasson. "Tiara!!" seru Jasson dengan emosi. "Apa yang kau lakukan?" "Ma.. maafkan aku ayah.. aku hanya senang saja karena ayah mau mengizinkanku untuk pergi kemah." bahkan jemarimu saja sudah meremas ujung kemeja dengan begitu takutnya. Wajahnyapun sudah pucat pasih. "Pergi!!" "Ba.. baik ayah, terimakasih." Segera Tiara meraih form yang sudah ditandatangani Jasson barusan dan segera melenggang pergi dari kantor. Oh Tuhan apa yang sudah dilakukannya? *** Jasson duduk diatas kursi kebanggaannya dengan kedua tangan yang saling terkepal dikening. Tiba-tiba saja mengingat kembali apa yang baru saja dilakukan Tiara padanya. "Sepertinya aku harus segera mengirim Tiara ke Inggris." Aku tidak ingin jika dia menyalah artikan kebaikanku. Jasson kembali memfokuskan dirinya untuk menyelesaikan beberapa tumpukan dokumen yang sudah berjejer rapih diatas meja. *** Tiara baru saja sampai di sekolah dan segera menyerahkan lembaran form persetujuan wali/orangtua murid. Diparkiran mobil dirinya bertemu dengan Nana dia seorang balsteran Italia dan Korea Selatan. "Hai Nana.." "Oh Tiara, hai.. kau sudah mendapatkan persetujuannya?" Tiara mengangguk, "Hm.. sudah.. bagaimana jika kita pergi ke coffe?" "Baiklah, ayo.." Nana dan Tiara berada di dalam 1 mobil yang sama dimana mereka menggunakan mobil yang dibawa oleh sopir pribadi Tiara. Sesampainya di coffe mereka berdua duduk disudut ruangan. "Bagaimana ayahmu?" "Bagaimana apanya?" Tiara mengaduk jus alpukatnya lalu menyedotnya. "Bukankah dia sangat tampan? Diusianya yang tidak lagi muda bukankah sekarusnya dia sudah menikah?" Deg!! Tiara terkejut mendengarnya, tidak bagaimana mungkin dirinya bisa melewatkan hal sepenting itu? Dirinya bahkan tak memikirkan jika suatu hari nanti Jasson akan menikah dan mempunyai kehidupannya sendiri. "Entahlah.. itu bukan urusanku!" celetuk Tiara seolah tak peduli namun faktanya sekaranh hatinya begitu gelisah. Aku bahkan tak memikirkannya hingga sejauh itu! Bagaimana ini? *** Hai dukung terus Author yaaa minna-san penasaran gak ni sama kelanjutannya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD