“Padahal aku mengira kalau kita setidaknya bisa berteman. Ternyata aku salah, ctik!” Rey kembali mengambil sebatang rokok lalu menyulut menggunakan zippo dari atas meja. Raina yang tadinya tidur telentang segera memutar tubuh menghadap ke arah Rey. Dia sempat melihat senyum kecut dari bibir tipis milik pria tersebut. “Kamu marah?” Tanya Raina dengan suara pelan. “Tidak, jangan bahas lagi. Tidurlah terlebih dahulu.” Rey segera berdiri dari tepi tempat tidur, pria itu keluar kamar lalu turun ke lantai bawah. Dengan langkah lebar dan sedikit tergesa seraya membawa ponselnya. “Gee, kamu yakin sudah menemukan keberadaannya?” Rey sedang berdiri dengan wajah gelisah, pria itu berjalan mondar-mandir di dalam ruangan tengah. Ada sekitar tiga pengawal berdiri tak jauh darinya, mereka menunggu per