bc

CINTA TERHALANG HARTA

book_age18+
386
FOLLOW
1K
READ
forbidden
brave
princess
tragedy
bxg
brilliant
first love
photographer
like
intro-logo
Blurb

Romy dan Julia berada di pinggir atas gedung bertingkat.

"Julia, jika aku mati di tangan mereka. Aku mohon, teruslah hidup sampai tua," pinta Romy sambil mendekap tubuh kekasihnya. Julia menggelengkan kepala sambil menatap wajah Romy.

"Tapi aku gak sanggup hidup tanpamu, Romy."

Romy menghela napas. "Sudah kuduga."

Di dalam gedung, beberapa orang berjas dan berkacamata hitam sedang mencari seseorang. "Di mana mereka bersembunyi? Cari sampai ketemu!"

Di atas gedung, mereka berpelukan,

"Baiklah. Aku tau kamu gak sanggup melihatku mati di hadapanmu. Ini jalan satu-satunya, kita akan terjun bersama. Apa kamu siap?" tanya Romy, mendengar itu Julia mengangguk.

Pesuruh Ayahnya Julia hampir sampai di atap gedung. Mereka berdua memejamkan mata, perlahan tubuh mereka ambruk dan akhirnya terjun sambil berpelukan.

Namun sebelum sampai di bawah, Romy bertanya, "Apa kamu bisa berenang?"

"Bisa," jawab Julia, mendengar itu Romy tersenyum. Kemudian mereka jatuh ke bawah yang ternyata adalah lautan luas, namun sayangnya, Romy tidak bisa berenang.

Apakah Romy akan mati sendirian karena tenggelam?

chap-preview
Free preview
1. KEDIAMAN ROMY
Romy Fernando adalah seorang anak yatim piatu, dia tinggal bersama neneknya dan kehidupan mereka cukup sederhana. Namun kehidupan Romy sangatlah bahagia karena dia anak yang sopan, ramah, dan selalu baik pada semua orang. Semua tetangganya sangat perhatian dengan kehidupan Romy dan neneknya, karena Romy sering membantu tetangganya saat mereka membutuhkan bantuan. Romy adalah pemuda berumur 28 tahun, dia termasuk orang yang cerdas, pemberani, dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi masalah. Romy adalah seorang Fotografer yang cukup handal, namun dia tidak mau namanya terkenal oleh banyak orang, jadi dia meminta agar identitasnya selalu dirahasiakan. Setiap keluar rumah untuk melakukan aktivitas pekerjaan, Romy selalu memakai penutup kepala alias topi, jaket coklat, dan celana jeans hitam. Terkadang juga dia memakai kacamata saat berjalan atau bersantai di luar tempat tinggalnya agar identitasnya semakin tersembunyi, namun saat ingin memotret sesuatu, kacamatanya selalu dilepas. *** Pagi hari yang cerah dan udara masih terasa segar tanpa polusi, di tempat itu terdapat sebuah desa yang aman dan tentram, desa yang diberi nama Pundank. Di situlah Romy Fernando tinggal bersama neneknya, desa itu cukup jauh dari perkotaan, namun dekat dengan hutan. Suara kicauan burung terdengar merdu di antara pepohonan, banyak bunga-bunga liar namun sangat cantik tumbuh di sekitar hutan itu, semak belukar juga tumbuh di sekeliling pepohonan. Ada air sungai yang mengalir jernih di tengah-tengah hutan, ada juga sebuah gua unik yang jarang diketahui orang, hanya orang-orang di desa itu yang mengetahuinya, apalagi berada di tengah hutan. Jauh di tengah hutan, di aliran sungai yang jernih tampak seseorang yang sedang membasuh muka di air sungai itu. "Air sungai di sini memang selalu segar, udaranya juga selalu sejuk, beruntung sekali aku tinggal di dekat hutan ini," ucap seorang pria yang memakai kaos hitam lengan panjang, di sebelah kiri orang itu ada sebuah kamera yang tergeletak di atas bebatuan. Sebenarnya orang itu adalah Romy Fernando, seorang fotografer yang handal itu, hanya ketika di hutan Romy tidak memakai penutup kepala atau kacamata, karena jarang sekali ada orang yang melihat, mungkin hanya orang-orang yang tinggal di desanya yang sering ke sini. Romy sedang jalan-jalan di area hutan untuk memotret sesuatu yang menarik menurutnya, sekalian mencari udara segar. Saat ini dia sedang berhenti di pinggir sungai untuk menyegarkan wajahnya dengan air sungai tersebut. Setelah wajahnya segar, dia mengambil kamera di sampingnya itu, lalu mengalungkan tali kamera ke lehernya. Romy melanjutkan perjalanannya untuk mencari objek yang menarik untuk di jadikan foto. Setelah beberapa langkah, Romy melihat seekor kupu-kupu menakjubkan yang sedang hinggap di bunga cantik berwarna kuning. Kupu-kupu itu memiliki sayap indah bagai pelangi, sayapnya memiliki 3 macam warna yaitu merah, kuning dan putih. Romy segera mendekati kupu-kupu itu untuk memotretnya, dengan jarak sekitar 2 meter dia memfokuskan kameranya, kupu-kupu itu hinggap tenang di bunga, sepertinya sedang menghisap nektar bunga, kupu-kupu cantik itu juga tidak terbang menjauh akan kehadiran Romy. Suara kamera Romy terdengar nyaring saat memotret kupu-kupu. Akhirnya Romy berhasil memotretnya, dia tersenyum manis karena melihat hasil fotonya sangat indah dan sempurna. Sesaat kemudian kupu-kupu tersebut terbang dan hinggap di bahu kanan Romy. "Hey, apakah kamu menyukai aku? Apakah kamu tau, selama ini aku memang menanti hadirnya seorang gadis. Betapa indahnya dirimu, andai saja kamu adalah jelmaan gadis impianku," ucap Romy kepada kupu-kupu itu. Kupu-kupu itu sama sekali tidak takut dengan Romy, serangga itu hinggap tenang di bahunya. Romy berharap kupu-kupu cantik tersebut adalah jelmaan dari gadis impiannya, namun pastinya itu adalah mustahil. Saat Romy ingin menyentuh kupu-kupu cantik itu, dia terbang dengan indahnya, kupu-kupu itu terbang mengelilingi Romy hingga membuatnya terpana. "Kupu-kupu cantik ini sungguh membuatku tertarik," ucap Romy semakin terkagum, dia mencoba ingin menangkap kupu-kupu itu namun selalu menghindar, seolah-olah serangga cantik itu malu-malu ingin disentuh Romy. Kemudian kupu-kupu itu terbang menjauh, mungkin ingin mencari nektar di bunga lain. Romy tersenyum sambil memperhatikan kupu-kupu itu hingga terbang jauh entah ke mana. Setelah itu, Romy melanjutkan perjalanan menelusuri hutan, mungkin masih ingin mencari objek lain untuk dijadikan sebuah foto. Ketika melewati pohon besar dan rindang, Romy melihat ada 2 ekor burung indah sedang berduaan di ranting pohon. Dua burung indah itu bertengger di pohon yang lebih kecil namun memiliki ranting-ranting unik. Sepertinya itu adalah burung Lovebird yang mempunyai bulu-bulu indah itu, kebanyakan bulunya berwarna hijau dengan campuran corak kuning dan merah, sungguh sepasang burung yang sangat indah dan menarik. Tidak tahu mengapa kedua burung itu hidup di alam bebas, padahal biasanya dipelihara banyak orang. Kemungkinan burung itu lepas dan hidup di hutan ini. Romy berpikir bahwa foto sepasang burung tersebut di alam bebas sangatlah menarik, lalu Romy berencana memotret kedua burung itu, perlahan dia mendekat. Setelah jaraknya sangat tepat untuk pemotretan, segera Romy memfokuskan kameranya ke arah pasangan burung itu. Akhirnya Romy berhasil memotret sepasang burung itu dengan sempurna, saat melihat kedua burung itu kembali tanpa kamera, Romy melihat burung tersebut sedang menyatukan kedua paruh, seolah-olah seperti sedang berciuman. Romy semakin terpana, kemudian mengambil kesempatan untuk memotret kejadian romantis sepasang burung itu. "Keren, ini sangat sempurna," ucap Romy dengan gembira setelah berhasil memotret kejadian romantis tersebut. Saat melihat kedua burung mesra tersebut, Romy berpikir bahwa sepasang burung saja memiliki pasangan, sedangkan dirinya masih sendiri saat ini, dia juga berpikir bahwa pastinya sangat menyenangkan memiliki seorang kekasih, hal itu membuat Romy sedih akan dirinya sendiri. Namun Romy tidak perlu memikirkan itu terlalu dalam, karena bisa membuatnya patah semangat, dia sangat yakin bahwa suatu hari pasti akan menemukan kekasih hatinya. Setelah itu, Romy melanjutkan perjalanan karena waktu masih pagi, panas sinar matahari belum terasa panas. Di perjalanan, Romy memotret beberapa objek lain yang menarik, seperti pohon dengan bentuk unik, bunga-bunga cantik dan menarik, serta serangga-serangga kecil yang menakjubkan. Romy juga sempat memanjat sebuah pohon untuk memotret pemandangan indah di sana, yaitu pemandangan alam luas yang menakjubkan, bahkan terlihat gunung dalam pemandangan itu. Romy juga menyempatkan waktu untuk memetik sedikit buah-buahan di sekitar hutan tersebut untuk menunda lapar. Sebenarnya di sana banyak terdapat buah-buahan seperti jeruk, pisang liar, kelapa hijau, sirsak, pepaya, dan lain sebagainya, namun Romy hanya mengambil beberapa buah pisang dan satu kelapa hijau untuk diminum airnya serta isi kelapa mudanya. Karena waktu sudah agak siang, Romy berencana untuk pulang. Sekitar 30 menit perjalanan menuju desanya dengan berjalan kaki, terkadang lebih cepat dan terkadang lebih lama, semua itu tergantung sejauh mana Romy menelusuri hutan. Romy memang sering mencari objek di hutan untuk dijadikan foto, karena di sana banyak objek-objek yang menarik perhatian. Akhirnya Romy sampai di desanya, saat bertemu dengan para penduduk, Romy selalu disapa. Romy pun selalu menyapa kembali dengan senyuman, terkadang juga mengobrol sebentar jika perlu. "Selamat pagi Romy, dari jalan-jalan dan mencari objek foto di hutan ya?" sapa seorang pria paruh baya. "Pagi! Iya Om. Sekalian mencari udara segar," jawab Romy sambil tersenyum. "Bagaimana hasilnya, apakah sesuai harapan?" "Saya mendapat banyak foto menakjubkan hari ini. Menurutku ini sangat sempurna." "Jadi begitu ya, saya ikut senang mengetahuinya. Tetap semangat ya Romy!" Romy sangat berterima kasih atas dukungan tersebut, selanjutnya Romy melanjutkan langkah menuju kediaman bersama neneknya. Tidak lama kemudian, akhirnya Romy sampai juga di rumahnya, dia segera masuk dan duduk sebentar di kursi ruang tamu yang sederhana, Romy bermaksud untuk mengecek lagi hasil tangkapan kamera miliknya tersebut. Rumah Romy terlihat sangat sederhana namun bersih, ukuran rumahnya juga tidak luas. Model rumah Romy seperti rumah jaman dahulu, berbahan dasar dari kayu-kayu yang kuat. Mungkin itu adalah rumah peninggalan kakeknya yang sudah meninggal. Romy merasa nyaman tinggal di sini, apalagi tidak mungkin Romy meninggalkan neneknya sendirian di rumah ini. Romy sangat menyayangi neneknya, begitu sebaliknya dengan neneknya yang sangat menyayangi Romy. Neneknya sudah cukup tua, mungkin saat ini berumur 70 tahun. "Keren, ini benar-benar sempurna. Aku beruntung sekali bisa menemukan objek-objek seperti ini," gumam Romy. "Romy, jadi kamu sudah pulang. Sarapan dulu sana biar semangat hari ini!" ucap neneknya yang baru mengetahui Romy sudah pulang. "Iya, Nek. Sebentar lagi." Romy masih mengecek hasil foto di hutan itu, dia tampak bahagia. Sekian detik kemudian Romy beranjak dari kursinya, kemudian menaruh kameranya di meja. Dia melangkah menuju dapur untuk sarapan agar neneknya merasa lega dan senang. Setelah Romy sarapan, dia mengambil kamera miliknya, lalu menuju kamar tidurnya sebentar untuk melakukan sesuatu. Dia duduk di kursi lalu mengambil sebuah buku kecil yang ada di laci meja, sepertinya itu adalah meja belajar dahulu saat Romy masih sekolah. Masih awet sampai sekarang, pasti Romy merawatnya dengan baik. Romy menulis sesuatu di buku kecilnya tersebut, jika tidak salah itu adalah buku catatan harian Romy. Entah sejak kapan Romy menulis buku catatan itu, tidak ada yang tahu kecuali Romy sendiri. Namun terlihat bahwa Romy sudah menulis di buku kecil itu sangat banyak, mungkin saat ini hanya tersisa 25 persen lembaran kosong. Sekitar kurang dari 5 menit, Romy selesai menulisnya, dia tidak menulis banyak di buku kecil itu. Wajah Romy tampak tersenyum setelah menulis sesuatu, entah apa yang ditulisnya tersebut, mungkin pengalaman menarik saat di hutan tadi. Buku kecil tersebut sepertinya sangat penting bagi Romy, dia selalu menyimpannya baik-baik di meja, tepatnya di bagian laci agar lebih aman.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.5K
bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
659.9K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

f****d Marriage (Indonesia)

read
7.1M
bc

My One And Only

read
2.2M
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook