2. SALING BERPAPASAN

1618 Words
Romy menelusuri hutan untuk mencari objek yang akan dijadikan foto. Di sana dia mendapatkan beberapa foto yang sangat menarik, dia sangat beruntung bisa memotret semua itu. *** Saat ini Romy masih berada di kamar tidurnya, dia sedang membuka jendela agar kamarnya tidak gelap. Di luar jendela, Romy bisa melihat kebun milik neneknya yang ditanami beberapa jenis sayuran. Kamar tidur milik Romy juga terlihat sederhana, terdapat sebuah kasur yang tidak luas, namun bersih. Kasur itu sepertinya cukup untuk dua orang, meski hanya digunakan Romy sendiri. Di bagian dinding kayu, terdapat beberapa foto-foto menarik. Ada foto harimau yang sedang tidur di rerumputan, ada foto pohon unik yang berbentuk mirip lambang cinta, ada juga foto sepasang angsa yang berada di pinggir danau. Ada satu foto lagi yang menarik dan lucu, yaitu foto Romy yang sedang makan es krim. Sungguh lucu sekali, mengapa dia memajang foto dirinya yang seperti itu? Mungkin ada sesuatu yang spesial dibalik foto tersebut. Kemungkinan juga yang memotret dirinya adalah penjual es krim, atau mungkin saja orang lain, masih rahasia. Saat Romy berada di kamarnya, dia mendengar panggilan dari neneknya. "Romy! Apakah hari ini kamu sibuk? Jika tidak, tolong antar Nenek ke pasar ya nanti," pinta Neneknya. "Baik Nek. Romy gak sibuk kok," jawabnya menyanggupi permintaan neneknya. Beberapa menit kemudian, Romy dan neneknya siap berangkat ke pasar. Mereka mengendarai motor satu-satunya milik Romy, motor biasa yang selalu dibanggakan oleh Romy. Di perjalanan menuju pasar, mereka disapa oleh tetangga yang melihat keberangkatan Romy dan neneknya itu, dengan begitu mereka saling menyapa. Kehidupan di desa Romy memang sangat damai dan aman sentosa, tidak pernah ada kerusuhan antar penduduk di sana. Jarak desa tempat tinggal Romy dengan pasar cukup jauh, butuh sekitar 30 menit perjalanan menggunakan motor. Untuk menuju ke pasar, mereka melewati jalan di antara ladang maupun kebun, melewati jembatan kecil di atas sungai juga, itu adalah sungai yang mengalir hingga ke hutan tempat Romy mencari objek foto tadi pagi. Di ladang terlihat beberapa penduduk yang sedang menanam benih tanaman, ada juga yang sedang mencangkul, dan ada juga yang sedang memanen tanaman mereka. Meski terik sinar matahari mulai panas, para penduduk tetap semangat dalam bercocok tanam. Setelah menempuh perjalanan jauh tersebut, akhirnya Romy sampai juga di pasar. Letak pasar di sini dekat dengan pusat kota, merupakan pasar terkenal, banyak pembeli dan penjual dari berbagai daerah, bahkan ada juga yang dari luar kota. Neneknya turun dari motor, setelah itu Romy memarkirkan motornya di area parkir umum. Biasanya neneknya masuk ke dalam pasar sendirian, nanti akan bertemu lagi di area parkir ini jika semua keperluan sudah terpenuhi, sementara Romy sering memilih untuk jalan-jalan menelusuri tempat di sekitar pasar, sekalian juga mencari objek yang menarik untuk difoto. Neneknya bergegas mencari beberapa kebutuhan yang harus dibeli, seperti minyak goreng, kecap, perlengkapan kamar mandi, dan lain sebagainya. "Hati-hati ya Nek!" ucap Romy melihat neneknya memasuki pasar, neneknya hanya menjawab dengan tersenyum. Selanjutnya Romy mulai melangkah untuk jalan-jalan. "Pasar ini selalu ramai," batin Romy sambil berjalan melihat banyak orang ingin berbelanja. Dia ingin memotret orang-orang tersebut, lalu memfokuskan kameranya. Terdengar suara kamera miliknya saat memotret. Romy mengecek kembali hasil fotonya, ternyata sudah bagus, kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah melangkah sekian menit, Romy sampai di sebuah jembatan berwarna merah. Sungainya tampak jernih, itu juga sungai yang tersambung hingga hutan. Di jembatan itu, ada beberapa orang termasuk anak kecil yang sedang melihat-lihat air sungai. Romy berpikiran bahwa memotret beberapa orang tersebut di jembatan merah sepertinya menarik, Romy pun mencoba memotret situasi itu. Romy mencoba mencari tempat yang tepat untuk memotret, dia sedikit menjauh dari jembatan, lalu memotretnya. Tidak butuh berulang kali, Romy sudah mendapatkan hasil foto jembatan itu dengan sempurna, dia tersenyum saat mengecek kembali hasil foto. Selanjutnya, Romy masih ingin berjalan-jalan, tidak lama kemudian dia melihat sesuatu yang sangat menarik perhatiannya. "Wah, ada penjual es krim. Aku harus beli," ucap Romy sambil melangkah mendekati penjual es krim tersebut. Sebenarnya, es krim adalah makanan favorit Romy sejak kecil, bahkan hingga dewasa sekarang pun masih sangat suka, pantas saja dia memajang foto dirinya di kamar saat sedang makan es krim, meski foto itu terlihat lucu. Memang es krim adalah makanan lezat, banyak orang yang menyukai makanan itu. Romy membeli es krim rasa coklat, itu adalah varian rasa yang paling disukainya. Kemudian dia mencari tempat berteduh sambil duduk dan makan es krim, dia tidak peduli situasi di sekitarnya. Beberapa orang melihat Romy sedang makan es krim, ada yang tersenyum, ada yang menatap heran, bahkan ada gadis yang menahan tawa, mungkin karena Romy makan es krim sendirian tanpa ada yang menemani. "Sejak dari dulu, rasa es krim selalu lezat." Romy sangat menikmati es krim tersebut, terkadang melihat orang-orang yang lewat tidak jauh darinya, berharap ada gadis yang mau menemaninya duduk di bawah pohon rindang ini. Akhirnya habis juga es krim tersebut, dia ingin membeli lagi namun penjual es krim tersebut sudah pergi. Romy memilih untuk jalan-jalan lagi di sekitar luar pasar sambil menunggu neneknya kembali ke tempat parkir, Romy sudah hafal kira-kira seberapa lama neneknya selesai membeli semua keperluan rumah, neneknya juga sering mengobrol dulu dengan teman sebaya-nya di dalam pasar. Di bagian utara pasar, terlihat lebih ramai jika dibandingkan di bagian selatan pasar tempat Romy berada. Di sana banyak pengunjung dari luar daerah atau bahkan luar kota. Tampaklah seorang gadis yang sedang berjalan sambil menari-nari bahagia, terkadang juga sambil bernyanyi. Gadis itu bergaun indah warna jingga layaknya tuan putri, dia juga memakai topi lebar warna jingga dan membawa sebuah kipas cantik. Gadis itu diikuti 2 orang berpakaian hitam dan kacamata hitam, sepertinya sedang menjaga gadis tersebut. Sesaat kemudian gadis itu berhenti karena melihat sesuatu yang menarik di seberang jalan. "Ada taman, indah sekali taman itu. Aku harus ke sana," ucap gadis itu merasa senang. Gadis tersebut segera menyeberang jalan setelah cukup aman. "Nona, hati-hati!" ucap salah seorang penjaga gadis itu, mereka berdua pun segera menyusulnya. Sesampainya di taman, gadis itu duduk di kursi taman sambil kipas-kipas, mungkin karena letih setelah berjalan-jalan menelusuri sekitar pasar. "Andai aja aku bisa keluar rumah seharian, pasti sangat menyenangkan," gumamnya. Sesaat kemudian, dia melihat sesuatu. "Wow, ada kupu-kupu keren," ucap gadis itu melihat ada kupu-kupu warna hitam, serangga itu terbang dan hinggap di sebuah bunga berwarna jingga mirip dengan gaun yang dipakai gadis tersebut, kupu-kupu hitam itu terlihat menarik dengan corak garis putih. Gadis itu menghampiri kupu-kupu, bermaksud ingin menyentuhnya. Akan tetapi saat ingin menyentuhnya, kupu-kupu hitam itu terbang lalu hinggap di bahu kanan gadis itu, dia menjadi terpana dan kagum dengan serangga terbang tersebut. "Hey, kenapa kamu gak takut padaku? Jangan-jangan kamu menyukai aku ya? Oh, manisnya. Andai aja kamu jelmaan dari seorang pangeran, aku sangat bahagia," ucap gadis itu sambil memandang kupu-kupu hitam di bahu kanannya. "Apakah kamu tau? Aku sangat kesepian selama ini." Dua orang penjaga gadis tadi mendekat, mungkin ingin mengatakan sesuatu. Saat mereka mendekat, kupu-kupu hitam tadi terbang meninggalkan gadis itu. "Kamu mau pergi ke mana?" ucap gadis itu melihat kupu-kupu terbang menjauh hingga akhirnya tidak terlihat, gadis itu merasa sedih. "Maaf Nona Julia, ini sudah waktunya kita pulang," ucap salah satu penjaga gadis itu yang sudah berada di belakangnya. "Kalian ini. Aku masih ingin di sini, kalian jangan ganggu aku dulu," jawabnya. "Maaf Nona Julia, ini sudah peraturan kita. Lebih baik segera pulang, daripada nanti mendapat hukuman," ucap penjaga satunya lagi. "Baiklah, mau gimana lagi. Kenapa waktu berjalan sangat cepat, aku rasa belum ada satu jam." Gadis bergaun jingga tersebut akhirnya mengikuti saran para penjaganya, kemudian segera melangkah pulang. Sebenarnya gadis tersebut adalah Julia Stevani Bahtian, putri seorang konglomerat dari keluarga besar Bahtian. Gadis yang bernama Julia tersebut hanya boleh keluar rumah maksimal 3 jam setiap hari, termasuk perjalanan. Namun untuk weekend, Julia sama sekali tidak boleh keluar rumah, jika sampai ketahuan berada diluar rumah, dia akan mendapat hukuman. Julia berjalan menuju mobilnya yang berada sekitar 200 meter dari taman, diikuti 2 penjaga di belakangnya yang agak jauh. Mungkin jarak antara Julia dan penjaga itu sekitar 15 meter, sengaja Julia meminta mereka agar jangan terlalu dekat dengannya, karena membuatnya semakin tidak bebas. Sementara Romy juga masih berjalan santai di sekitar pasar, masih mencari-cari objek lain yang menarik untuk dijadikan foto. Saat Romy berjalan, ternyata tidak jauh di depannya ada Julia yang sedang berjalan menuju mobilnya. Mereka berjalan berlawanan arah, hingga akhirnya Romy berpapasan dengan Julia. Mereka cukup dekat, Julia hanya berjarak setengah meter di samping Romy. Saat itu juga, tampak kupu-kupu hitam tadi terbang di atas mereka. Akan tetapi, Romy sibuk dengan kamera yang dipegangnya, sementara Julia memandang arah lain sambil kipas-kipas, sehingga mereka tidak saling melihat. Pada akhirnya, mereka semakin menjauh, Romy juga sempat berpapasan dengan 2 penjaga Julia, namun Romy masih sibuk dengan kameranya, dia memandang kamera sambil berjalan perlahan. Saat sudah jauh, Romy mengingat dan merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian berhenti dan menengok ke belakang, dia berkata dalam hati, "Aroma parfum tadi harum sekali, tapi aromanya belum pernah aku hirup. Siapa gadis yang memakai parfum itu? Aura-nya sangat asing." Sebenarnya orang yang dimaksud Romy tersebut adalah Julia. Saat ini juga, ternyata Julia juga berhenti dan menengok ke belakang karena penasaran. "Sepertinya tadi ada seorang pria yang berbeda dari yang lain. Siapa pria yang memakai kacamata dan topi itu? Aura-nya sangat berbeda," batin Julia mengingat ada orang berbeda yang berpapasan dengannya, sebenarnya itu adalah Romy. Namun mereka tidak memikirkan hal tersebut terlalu dalam, mereka menganggap itu semua hanya sebuah firasat. Baik Romy atau Julia, masing-masing melupakan apa yang baru saja mereka rasakan. Apalagi Romy harus segera menuju tempat parkir, karena sebentar lagi neneknya akan datang, dia tidak mau jika neneknya harus menunggu Romy. Sedangkan Julia harus segera pulang, agar tidak mendapat hukuman dari keluarga besarnya. Meski demikian, dalam hati kecil mereka berharap agar bertemu lagi suatu hari nanti. Sepertinya itu merupakan pertanda menarik bagi keduanya, mungkinkah mereka bisa bertemu lagi dan berkenalan? Terus lanjutkan kisah mereka berikutnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD