Aku merasa sangat kesal dengan Laura. "Apa yang kamu lakukan?! Ponselku pecah!" kataku sambil menatap ponselku yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Laura hanya tersenyum sinis dan menatapku dengan mata yang penuh ejekan. "Kamu hanya seorang OB, apa yang bisa kamu lakukan?" katanya dengan nada yang mengejek. "Kamu gila! Ini ponselku, kamu harus menggantinya," bentakku. Hilang sudah kesabaranku, aku menatap tajam kearahnya penuh kemarahan. "Ups! Sory ya aku tidak akan ganti ponsel kamu. Kamu memang pantas, dapat perlakuan seperti ini. Kamu itu tidak akan bisa menandingiku," balasnya sambil memainkan kukunya yang rapi karena perawatan. Dengan amarah memuncak, kulayangkan tamparanku kearah pipinya yang mulus tidak ada noda sedikitpun. Wanita itu meringis sambil menatapku tidak percaya. "