Mas Kaiden mengelap bibirnya yang berdarah, sehingga meninggalkan bekas merah kebiruan dan bibirnya bengkak. "Sayang, aku tidak apa-apa. Hanya luka sedikit, aku justru senang melihat kamu liar seperti ini," bisiknya membuat telingaku geli. Aku memukul pelan d**a bidangnya yang bertelanjang d**a, sambil tersipu malu. Wajahku memerah, tapi aku tidak bisa menyembunyikan senyumku. "Tapi, bibir mas bengkak," kataku sambil menatap bibirnya yang bengkak. Mas Kaiden membasahi bibirnya dengan lidah, dia terus saja menggodaku. "Aku rela walau bibirku mirip Donald duck, asal kamu senang sayang," balasnya seraya mengelus lembut pipiku. Aku merasa seperti bermimpi, karena Mas Kaiden sangat perhatian dan sayang padaku. Selama aku pacaran dengan Raka, aku tidak pernah merasakan di sayang atau di man