40

1086 Words

“Dia bohong..” Baiklah rayuan sepertinya akan dimulai, pikir Amel kembali memperhatikan Rara dan Bumi yang kini sudah terlihat di ekor matanya. “Ibu jangan percaya Buk.. Percaya sama Bapak saja, please..” Amel lalu melihat Hasti berlari menuju tempatnya duduk. “Gawat Ibu.. Cilaka sembilan belas. Saya ijin membawa Raden Mas Raksa ke kamar nggih, Buk.” Setelah selesai menyelesaikan kalimat, Hasti mengangkat tubuh Raksa dan membawa anak itu kabur. “Buk jangan begini.. Kasihan Adek.” Amel melihat usaha Bumi untuk meraih lengan Rara. Naas keberuntungan nampaknya tak berpihak pada Bumi karena tepisan langsung Rara berikan. “Buk mana mungkin Bapak berpaling. Ibu tahu seberapa cintanya Bapak ke Ibu, mana bisa Bu Bapak nggak ingat Ibu barang sedetik demi memilih wanita lain.” Amel melambaika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD