13

1015 Words

Hang, Resti dan Niel berada di dekat Amel. Mereka mengerubung, layaknya lalat pada diri wanita yang terbaring di atas ranjang berukuran Queen size tersebut. Nyaris hampir dua jam, Amel tak kunjung sadar. Padahal Resti dan Hang bergantian membaui Amel dengan minyak kayu putih. Kesal bercampur sedih karena mamahnya masih saja tidur padahal mereka akan bermain, Niel melayangkan beberapa pukulan ke wajah Amel. "Angun! Lah ni Niel. Angun!" Buk.. Buk.. Buk!! Mata Hang melotot. Astaga! Dewi ubur-ubur! Tak tahu kah si setan kecil, segarang apa induk singa satu ini. Malah main hantam saja. "Angun, Mah. Ain (Bangun, Mamah. Main)", ajak Niel. Hap.. Hang mencekal lengan Niel. Istrinya disakiti di depan mata. Dapetinnya susah nih, geram Hang dalam hati. Ia tidak mungkin kan memaki Niel?! Bisa-bis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD