*** Helena menelan saliva dengan berat, membasahi tenggorokan yang terasa kering, seakan meredakan dahaga. Detak jantungnya berdegup tak beraturan, terserang rasa takut setelah mendengar ancaman dari sang Detective tampan. Kedua matanya menyorot tajam pada sosok yang memiliki rupa menawan, nyaris sempurna. Bola mata Helena bergerak ke atas, melirik dengan tajam pada pistol yang telah diacungkan ke arahnya, menyibakkan rasa takut yang teramat dalam. Lalu, matanya beralih pada lengan kekar yang dipenuhi oleh tato. Selain itu, urat-urat yang nampak jelas menandakan kekuatan yang tak terbantahkan, bahkan oleh dirinya sendiri. Helena secara refleks menutup kedua matanya sambil tubuhnya agak rebah ke belakang saat ujung benda mematikan itu ditekan dengan tegas pada keningnya, menimbulkan sen