Kai mengusap lehernya, tepat di mana Nadira meninggalkan jejak percintaan semalam. Detik berikutnya, kedua sudut bibir Kai terangkat. Melihat dari pantulan cermin kecil yang dipegangnya, dapat Kai lihat jejak tersebut. Jejak yang terukir indah di lehernya yang putih, menandakan betapa ganasnya pergumulan yang terjadi semalam. Ada kebahagiaan tersendiri saat Kai kembali mengingat kejadian itu. Malam yang memabukkan, yang terjadi atas inisiatif Nadira. Gibran tidak bodoh sampai dia tidak tahu jejak apa itu. Pantas saja beberapa hari ini Kai bersikap luar biasa sekali. Tak ada lagi wajah dingin nan serius yang selama ini selalu tercetak permanen di wajahnya. Tak cukup sampai di situ, Gibran juga dibuat terkejut saat Kai membalas sapaan setiap karyawan yang berpapasan dengannya, padahal biasa