67. Memanas

1715 Words

Bola mata kecoklatan bak kacang almond itu saling bertubrukan dengan netra bening, Kai. Nadira merasa kakinya lemas, seakan tak dapat lagi menopang tubuhnya. 'Kenapa dia bisa datang kemari, di saat seperti ini?' Kai membatin. "Ra," lirih Kai. Pria itu lantas bangkit dari kursi kebesarannya dan segera menghampiri Nadira. "Kenapa tidak bilang kalau mau ke sini? Kau bawa apa?" Kai mengambil paper bag yang tadi dijatuhkan Nadira. "Ayo! Duduk dulu." Nadira menurut saja saat Kai membimbingnya menuju sofa. "Untuk apa dia kemari?" Deg. Kai mematung. Ingin rasanya dia bicara, tapi lidahnya terasa kelu. "Jawab aku!" Nadira mengguncang lengan suaminya. "Dia ...," "Aku ke sini untuk meminta maaf," potong Alice, cepat. Ya, wanita itu mendatangi kantor Kai untuk mengakui segala kesalahannya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD