Debaran Yang Hilang

908 Words
Istri Mas kamu di mana? aku udah masak buat makan malam kita nanti. Ini pesan dari istriku yang ke tiga kalinya. Entah kenapa aku sama sekali enggak mau membalasnya. Aku pun tidak tahu kenapa, karena dia sama sekali enggak memiliki salah padaku. Sebenarnya hubungan kami pun sedang baik baik saja. Kami tidak pernah bertengkar atau pun memiliki salah paham. Hanya saja ... Aku bingung dangan perasaan ku. Aku bingung dengan diriku sendiri. Aku merasa bahwa Ayana, perempuan yang telah aku nikahi selama satu tahun ini memang tidak se menarik dulu. aku merasa bahwa Ayana tidak se cantik dulu. Aku merasa bahwa Ayahana tidak sepenting dulu. Aku merasa bahwa ... aku bosan pada istriku. Sehingga aku mengabaikannya dan membiarkan setiap panggilannya, juga membiarkan pesan pesan yang masuk ke dalam ponselku darinya. Aku sungguh bukannya jahat, tapi aku butuh ruang agar aku mungkin bisa kembali memiliki perasaan padanya. Tidak! tentu saja aku tidak mau menceraikannya. Tapi aku hanya ingin mencari angin, mencari jalan agar aku bisa kembali merindukan Ayana, agar aku bisa kembali menginginkan Ayana, seperti ketika dahulu. Istri Mas ... udah jam tujuh. AKu udah laper banget ... Dulu, ketika Ayana mengatakan lapar, maka aku akan segera datang ke rumahnya dan membelikan ini itu. Dulu, ketika Ayana mengatakan butuh bantuanku, maka aku akan berlari seperti orang gila menghampirinya. Dulu perasaan ku begitu menggebu dan begitu hebat padanya. Namun ... saat ini, aku tidak tahu apa penyebabnya. AKu jenuh dan ... aku malah mulai tertarik pada teman kerjaku yang seksi dan cantik, namanya Madona. Dia memang se cantik Madona, meski tentu saja Madona artis luar itu lebih cantik darinya. Istri Mas ... kamu baik baik saja kan? Ini pesan berikutnya yang sungguh membuatku amat risih dan mual. Jika dulu ketika aku masih belum mendapatkannya, aku akan menunggu pesan darinya bahkan seperti orang yang sedang menunggu gajian.Tidak! bahkan gajian tidak lebih penting dibanding dengan menerima pesan dari Ayana. Ah, entahlah aku bingung ke mana perasaan ku yang dulu hilangnya. Aku mencarinya pun sama sekali enggak menemukannya. Aku sungguh heran. Istri Mas ... kalau kamu sibuk, aku akan tutup dulu makan malamnya ya. Dan aku akan menunggumu. Aku menunggu mu mas ... Jujur aku merasa bersalah padanya, namun bagaimana dong, aku bertemu dengannya pun rasanya mual dan bosan. Aku butuh getaran yang bisa membahagiakan. Aku ingin merasakan mabuk kepayang seperti kala itu. Ketika aku melihat Ayana menjadi idola para lelaki di kampusku. Ayana yang cantik dan menarik. Ayana yang manis dan ramah. Ayana yang selalu menjadi penyebab perkelahian para teman lelaki ku di kampus. Ayana yang ... "Lagi ngapain?" Wangi aroma Madona Indah memenuhi hidungku. Iya, namanya Madona Indah. Dia teman kerjaku di kantor. Madona ini memiliki tubuh tinggi dan ramping bak model. Kulitnya putih bagaikan porselen, bibirnya berwarna merah sungguh membuatku ingin mencobanya dengan sebuah ciuman. Lalu rambutnya yang wangi hitam bergelombang, dia begitu terlihat seperti sebuah boneka. Dia seorang janda. Dan semua orang di kantorku tahu bahwa Madona ini memang begitu menawan. Senyumannya bisa melelehkan hati ku. "Oh, aku lagi balas pesan ibu. AKu disuruh pulang. Tapi aku lagi males pulang." Ku tutup saja ponselku. maafkan aku Ayana, aku butuh ruang untuk mengembalikan debaran jantung ini. Aku merasa seolah jantungku hilang karena debarannya telah hilang setelah satu tahun menikah dengan mu. Aku ingin debaran yang berbeda dan memabukan. AKu ingin menikmati hidupku. Dan Madona adalah perempuan yang bisa mengembalikan debaran itu. "Oh, pulang lah, mas. Kasihan ibu nunggu." Dia mengusap bahuku, dan membuatku merinding panas dingin. Tangannya halus sekali dan pastinya wangi sekali. Aku tersenyum menyebunyikan kekaguman ini. Dia juga tersenyum membalas ku, membuatku meraih tangannya. "Ah, mas Faisal mah nakal." dia menarik tangannya dan segera ke arah kubikelnya. Aku berdiri dan mendekat padanya, lalu berbisik. "Dinner yuk!" ajakku. "Mmm ... katanya di tunggu ibunya, mas." Ku genggam tangannya. "Ibuku ada Ayah. Sedangkan aku enggak ada yang nemenin. Yuk temenin aku." ajaku lagi. "Oh, tapi aku harus pulang cepat, karena anaku pasti nunggu." Ah, janda anak satu memang se gila ini pesonanya. "Ayo makan dulu, lalu kita belikan makanan untuk anak mu." Dia berbalik padaku dan tersenyum. Ya ampun senyuman Madona ini begitu menggiurkan. "Baiklah." suaranya penuh desah, dan aku ingin segera menikahinya. Kemudian kami pergi ke restoran. Ku genggam tangannya Madona, kami memasuki restoran seraya mengobrol manis. Aku enggak menyangka bahwa Madonna akan merespon ku begitu cepat. Dia berkata padaku bahwa mantan suaminya berselingkuh makanya ia menggugat laki laki itu. "Kasihan sekali kamu. Lelaki seperti itu memang pantas ditinggalkan." ujarku mengusap punggung tangannya. "Iya. Aku berharap aku akan mendapatkan penggantinya yang lebih baik." ujarnya. "Kamu pasti akan mendapatkan yang lebih baik. Kamu harus percaya padaku." Kami saling bertatapan selama beberapa saat, dan itu sungguh membuat debaran ini terasa nyata. Oh, inilah debaran yang aku inginkan. Aku sudah mencarinya selama berbulan bulan ini. Getaran yang membuat hidup ini semakin bergairah dan bahagia. "Terima kasih, mas." Hujan di luar mulai turun. AKu dan Madona makan sambil sesekali tersenyum dan saling melirik. Kemudian ketika selesai makan, aku lah yang membayar dan membelikan makanan untuk putranya. Kami sampai di luar dan akan pulang, namun ternyata hujan masih lebat saja. Kami menunggu sambil mengobrol, tiba tiba... "Mas ..." Suara itu. Aku terkejut ketika melihat Ayana berada di depan ku dengan dua payung yang ia bawa. Aku segera melepaskan tangannya Madona. Aku pikir Ayana akan marah, namun dia tersenyum padaku. Ia mendekat. "Mas ini payung untuk mas. Aku enggak sengaja lewat sini." dia meletakan payung ditangan ku, kemudian berbalik begitu saja, membuatku mematung dan bingung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD