Arya terpaku, dadanya bagai diremas seribu belati saat mendengar kabar yang menghancurkan itu. Edward dan Kania—mereka sudah mendapat restu dari Wira, bahkan sebentar lagi akan melangkah ke pelaminan, tanpa sedikit pun dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini. Bagaimana bisa kakeknya berubah pikiran secepat itu? Apakah cinta sang kakek padanya sudah hilang begitu saja? Hatinya sesak, perih sampai ke ujung jiwa. "Kakek benar-benar tega! Kakek pilih kasih dan sudah tidak menyayangi aku lagi. Padahal Kakek tahu, Kania pernah menjadi bagian dari hidupku selama tiga tahun penuh. Dan aku ingin berjuang lagi untuknya, untuk cinta kami!" ucap Arya, suaranya bergetar menahan amarah dan luka. Wira menatap Arya dengan mata penuh kesabaran dan kelembutan yang menusuk. "Kamu sala