Mendengar pertanyaan Edward, jantung Arya dan Renata langsung berdegup seperti ingin pecah dari d**a, seolah-olah dunia mereka runtuh dalam sekejap. Napas mereka tersengal, tetapi keduanya tahu—jangan sampai terlihat cemas atau takut, apalagi di hadapan Edward dan Kania yang tajam matanya. Ketegangan itu bisa menjadi bom waktu yang menghancurkan segalanya, membuka pintu masalah yang tak berujung. Renata menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri sebelum membuka suara, "Maaf, maksud kamu apa ya, bertanya seperti itu? Aku memang tidak datang ke acara pernikahan kalian pagi tadi karena ada urusan yang harus aku selesaikan." Matanya menatap tajam, penuh usaha menyembunyikan gejolak perasaan di balik kata-katanya. "Bukankah papaku juga sudah memberi tahu keluargamu? Aku baru saja sampai set