Edward benar-benar terkunci dalam jaring takdir yang dirajut ayahnya. Semua itu sudah diatur dan dia tahu betul maksud di balik kedatangan Renata. Tanpa daya, Edward menyerahkan segalanya kepada HRD untuk menempatkan Renata di posisi yang sedekat mungkin dengan Kania, sang sekretaris yang selalu ada di sisinya.
Renata menatap ke arah Kania dengan senyum dingin yang menyembunyikan ambisi besar. "Hai Kania, mulai sekarang kita akan bekerja sama. Kita akan sama-sama mengatur jadwal Edward dan membantunya," ucapnya dengan nada tegas namun tak ramah.
Kania memaksakan senyum, hatinya bergetar tapi berusaha menahan amarah dan kebingungan. "Iya. Selamat bergabung di perusahaan ini, Tante Renata," jawabnya dengan suara pelan yang nyaris tak percaya.
Renata mengerutkan kening, langsung menegur, "
