Bab 105. Keberuntungan Yang Tak Ternilai

1069 Words

Mendengar ucapan Kania, Edward merasa seolah ditantang dalam diam. Tangannya melingkar kuat di pinggang ramping istrinya itu, membuat jarak mereka begitu dekat, nyaris menyatu. Napasnya berdebar kencang saat hendak menyambar bibir merah merona, tetapi tiba-tiba Kania cepat-cepat menutup mulutnya, memutuskan hasrat yang menggebu. Dahi Edward berkerut, penuh tanda tanya. "Kenapa? Bukankah kamu bilang, kamu merindukanku?" Suaranya rendah, penuh harap. Kania menatap dengan sorot tegas tapi cemas. "Ya, tapi bukan di sini. Di luar sana, karyawan kamu bisa melihat semuanya—terutama Sherly." Tanpa ragu, Edward meraih remote tirai kaca, menutup semuanya dengan sekejap. Ruangan itu kini menjadi benteng rahasia mereka. "Sekarang, apa lagi alasanmu?" tanyanya, tantangan terdengar jelas di suaranya.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD