Walaupun Edward adalah suaminya sendiri dan meski tadi siang kata-katanya tentang melepas rindu masih terngiang di telinga, Kania merasakan detak jantungnya bergemuruh seperti hendak meledak. Dia tetap memejamkan mata, berharap pura-pura tidur bisa menyembunyikan kegelisahannya. Namun, Edward tahu betul tipuan itu—seolah membaca isi hati istrinya tanpa kata. "Sayang, kamu kira bisa membohongi aku? Menghindar dariku?" bisiknya sambil menggeser tubuhnya, perlahan menempatkan sang istri di bawahnya. Jantung Kania seakan berhenti saat matanya terbelalak, menatap sosok sang suami yang kini tepat di depan wajahnya. Edward tersenyum penuh kemenangan. "Akhirnya, kamu nggak bisa pura-pura lagi." Kania terkejut, suaranya bergetar, "Hubby, memang harus seperti ini?" Tanpa ragu, Edward menjawab,