Tatapan Seruni tertuju lurus di ponsel Jagat. Dia sudah kembali ke kamar, melepas cardigan ke tempat semula, sedangkan Jagat masih di luar. Seruni duduk diam, lalu melengos dan mulai rebahan. Tidur menyamping memunggungi pintu. Seruni tarik selimut. Bila ternyata benar ada yang tak dirinya tahu soal Jagat, bila ternyata benar ada yang lelaki itu sembunyikan hingga ponsel pun harus ada dua—satunya digunakan secara sembunyi-sembunyi ... lalu bagaimana? Seruni mempertanyakan itu untuk dirinya sendiri. Mungkin ... ada yang lain. Seruni bukan satu-satunya. Lantas, mau apa? Karena membayangkannya saja sudah terasa sakit dan semrawut. Jika memang ada sesuatu, sudah pasti bukan hal kecil. Minimal adalah ... perempuan lain di hidup Jagat. Dan bukankah ini merupakan hal besar? Bila memang

