*** Mata Rion langsung membelalak. Jantungnya berdegup cepat saat instingnya bekerja lebih dulu. Dalam hitungan detik, ia bergerak dengan gesit ke sudut ruangan, tubuhnya menyatu dalam bayangan, menahan napas agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Ceklek! Pintu kamar mandi terbuka perlahan, uap air hangat keluar bersamaan dengan sosok Serena yang melangkah keluar. Ia berdiri di ambang pintu dengan hanya mengenakan handuk putih yang melilit tubuhnya, memperlihatkan kulitnya yang masih basah dengan beberapa tetes air mengalir di sepanjang leher dan bahunya. Rambut panjangnya terlihat lembab, menempel di punggung. Serena tidak menunjukkan tanda-tanda kecurigaan. Tanpa menoleh ke sekitar, ia langsung menuju walk-in closet mini yang berada di sisi ruangan. Dengan langkah santai, ia mas