Bab 38: Tangis Pilu

1600 Words

*** Pagi itu, sinar matahari perlahan merayap ke langit biru, menyinari bagian luar rumah klasik yang dipadukan dengan sentuhan modern milik Sexyana. Meski begitu, kehangatan sinar matahari di luar tak mampu menembus dinginnya atmosfer yang melingkupi rumah megah itu. Kesunyian menguasai hampir seluruh ruangan, hanya sesekali terdengar langkah kaki maid yang sibuk menjalani rutinitas mereka. Mereka bergegas dengan tenang, mengatur berbagai hal tanpa suara berlebih. Namun, jauh dari ruang tengah yang ramai, di salah satu lorong tersembunyi, berdirilah seorang pria. Morgan berdiri tegap, dengan sebelah tangan terlipat rapi di belakang punggungnya, sementara tangan lainnya memegang tongkat yang tampak begitu mengagumkan. “Sampai kapan kita akan seperti ini terus?” Morgan berdiri, saling

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD