*** Tok! Tok! Tok! “Mommy…?” Sebuah suara kecil dan lembut terdengar dari balik pintu. Sexyana tertegun, tangisnya terhenti seketika. Napasnya tercekat. Ia mengangkat wajah perlahan, dengan air mata masih mengalir membasahi pipinya. Suara itu… suara itu membuat tubuhnya kaku. Itu suara Savana. Sexyana buru-buru mengusap pipinya dengan punggung tangan, meskipun isakan yang baru saja ia redam masih menyisakan bekas di wajahnya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Tak boleh terlihat rapuh di depan putrinya. “Mommy… are you there?” suara Savana terdengar lagi, kali ini dengan nada cemas. Sexyana menutup matanya sesaat, lalu menjawab dengan suara serak. “I-Iya, sayang… tunggu sebentar, ya.” Dengan perlahan, ia berdiri meski tubuhnya terasa lemas. Setelah memastikan w