"Apa kau bahagia?" Setelah lama terdiam, akhirnya pertanyaan itu keluar dari bibir Fattan. "Ya, aku bahagia," bohong Zahra. "Jika bahagia, kenapa kamu menangis?" "Aku menangis karena kesal. Kenapa Abang seenaknya saja datang dan pergi dari hidupku?" "Maafkan abang. Apa kamu mencintai suamimu?" Zahra memandang Fattan. Kemudian menjawab pertanyaan Fattan. "Ya, aku sangat mencintainya," jawabnya dengan mantap. Zahra memang tidak berbohong. Dia mencintai suaminya sekarang. Dia sangat mencintai Revan. Cinta yang membuatnya buta. Bahkan tuli untuk hanya sekadar menyadari kebenaran yang ada. Jika Fattan bertanya tahun lalu, pasti dengan sangat yakin Zahra menjawab bahwa dia sangat mencintai Fattan. "Baiklah, abang ikut bahagia jika kamu bahagia. Tapi, bolehkah abang memelukmu?" Zahra menga