Bagi Cita, sosok pria yang baru saja sah menjadi suaminya, merupakan pria yang sangat menyenangkan. Arya adalah pria yang humble, ceria, nekat, dan agak “gila”. Jika tidak gila, mana mungkin pria normal seperti Arya mau menikah dengan gadis seperti Cita. Cinta …. Cita tidak bisa berkomentar untuk satu kata itu. Ia bahkan tidak mengerti dengan arti kata cinta tersebut. Cita menyukai Arya, tetapi ia bisa menjamin, rasa suka itu belum bisa dikatakan sebagai cinta. Meskipun belum ada cinta, tetapi akhirnya Cita tetap saja menikah dengan Arya. Sepertinya, Cita juga mulai ikut-ikutan “gila”. “Ini … ayahku.” Meskipun masih terasa berat untuk mengakui Aries sebagai ayah kandungnya, tetapi Arya sudah tidak memiliki pilihan lain. Setelah semua prosesi sakral yang sederhana itu selesai digelar,

