151:SAGA-HANGAT

1765 Words

“Masuk, Ga,” ujar Pak Dirga seraya menahan pintu penthouse-nya. Sekaya-kayanya aku, belum pernah aku membayangkan tinggal di tempat seluas dan semewah ini. Bukan mewah yang tipe klasik, tapi minimalis, hanya saja … tak ada yang murah di rumah ini. “Assalammu’alaikum,” ucapku begitu melewati foyer. “Wa’alaikumsalam.” Jawaban tersebut tak hanya dari satu orang. Sepertinya ada beberapa orang di sini. “Sapa dulu yang di ruang tengah, Ga. Saya ganti baju sebentar,” ujar Pak Dirga sebelum meninggalkanku sendiri. Aku mengangguk. Gamang melangkah ke ruangan yang beliau maksud. Tiba di sana, seorang perempuan yang cukup kukenali – dan kurasa sangat mengenalku – tersenyum hangat. “Pantas kenal suaranya,” ujar dr. April. Gegas kudekati beliau, menyalam takzim. Juga ke suaminya yang mendengus fru

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD