Ajeng merasakan merasakan sentuhan tangan bi Cece di punggung. Ia tahu bi Cece memijatnya secara amatiran, bukan jenis tukang pijet profesional. Ajeng yakin ini pertama kalinya bi Cece memijitnya, karena sama sekali tidak terasa. Ini sama saja ia menggosokkan minyak zaitun di tubuh. "Kata bapak, neng udah tinggal di sini ya," ucap bi Cece membuka topik pembicaraan. "Iya," ucap Ajeng. "Pacar neng, enggak ngantarin neng ke sini," Ajeng mengerutkan dahi, "Pacar?," "Iya, yang waktu itu datang sama neng, masa neng lupa sih sama pacar sendiri," ucap bi Cece, sambil memijat tubuh Ajeng secara perlahan. Ajeng yakin yang di maksud bi Cece pasti si Tatang, karena laki-laki itulah yang pernah ia bawa ke sini, "Maksud bibi Tatang?," "Bibi mah lupa neng, siapa namanya, pokoknya yang ganteng dan