BAB 32

1388 Words

Aru melonggarkan pelukannya, ia menangkup wajah Ajeng. Ia pandangi wajah cantik itu yang tengah terisak. Hidung memerah dan pipi basah, ia berusaha tegar akan membuat semuanya menjadi lebih baik. Aru menarik nafas, ia ingin menghentikan tangis wanitanya, "Mari kita pergi dari sini," ucap Aru. Ajeng melirik motor berbody besar itu. Bagaimana ia bisa menolak ajakkan Aru. Sudah lama ia menginginkan membelah jalan dan menerpa angin melewati hari. Berbagi kesenangan tanpa henti, "Kita mau kemana?," tanya Ajeng pelan. "Kemana saja, asal bersamamu," ucap Aru datar. Ajeng menarik nafas, ia melirik outlet yang sudah ramai di penuhi oleh pengunjung. Ia hanya ingin memanfaatkan waktu bersama Aru, agar hatinya tidak terlalu tersiksa. "Lama enggak?," tanya Ajeng. "Kenapa?," Ajeng melirik jam me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD