44

1259 Words

Pagi itu, sinar matahari menyelinap malu-malu lewat tirai tebal kamar mereka. Sekar terbangun lebih dulu, masih dalam pelukan suaminya. Dadanya naik turun teratur, wajahnya yang selalu keras semalam kini tertidur dengan damai. Sekar terdiam lama. Telunjuknya tanpa sadar mengikuti garis rahang Raka, mengusap perlahan dari dagu hingga tulang pipi. Wajah itu... wajah yang dulu begitu ia rindukan. Mirip sekali dengan Adyatma. Terlalu mirip, sampai-sampai rasanya mustahil ini hanya kebetulan. Bisa ya… orang semirip ini? batin Sekar. Bedanya hanya gaya rambut Raka yang lebih rapi, tubuhnya jauh lebih terawat, penuh otot, dan tato yang berlapis di kulit kekarnya. Tapi selebihnya? Sama. Bahkan caranya mengerutkan alis dalam tidur pun persis. Mata itu tiba-tiba bergetar, seakan hendak terbuka. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD