BLURB

192 Words
Jessica Lioni Joseph, memijat pelipisnya merasakan sebuah sakit kepala luar biasa setelah mendengar kata nikah, bukan kata nikah tapi ajakan nikah dari dosennya. Dosen tampan, hot, dan banyak digandrungi oleh para mahasisiwi di kampusnya. Bukan mahasiswi saja, mahasiswa yang berorientasi penyimpangan seksual tak jarang menjadikan Darren Robert William, sebagai khayalan onani mereka. Sekarang Darren—dosen tampan itu, mengajak Jessi untuk menikah. "Anda mengajak saya menikah?" tanya Jessi memastikan. Mana tahu otak dosennya tertinggal di rumah atau bisa jadi, Darren sedang galau akibat ditinggal pacarnya. Darren mengangguk. "Iya, kalau kamu nggak mau menikah, kita bisa kawin." jawab Darren santai. Seolah perkataan hanya sepintas membahas masalah pelajaran bukan pernikahan. Jessi mengeram kesal. "Saya tidak mau!!" Jessi tidak akan mau menikah, umurnya baru dua puluh tahun. Tidak pernah terbersit dalam pikiran Jessi untuk menikah muda. Darren tersenyum licik. "Kalau begitu saya kawini kamu saja," tidak bisa menikah, kawin saja boleh. Tidak masalah. Malahan Darren senang, sudah lama dirinya menganggumi mahasiswi satunya ini, yang cantik, periang, dan paling utama otak pas-pasan. Pas bersanding dengan Darren otak cerdas. Jessi mendengkus, bangkit dari duduknya. "Aku tidak mau nikah!!" Jessi berjalan cepat menuju pintu keluar, mengabaikan Darren yang tertawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD