28

1271 Words

“Sayang, mau ke mana?” suara Bu Ana terdengar dari dalam rumah, sedikit meninggi saat melihat putrinya bersiap dengan motor Mio kesayangannya. Diajeng, yang sudah memakai helm setengah wajah, menoleh dengan senyum cerah. “Ajeng pergi bentar ya, Bu. Mau ketemu Kak Bhaskara.” Bu Ana menghela napas pelan, menatap langit yang sejak tadi sudah tampak mengancam. Awan kelabu menggantung rendah, hawa dingin mulai menusuk meski hari masih sore. Kota Batu memang seperti ini saat musim hujan. Dingin yang menggigit, dan begitu hujan turun, bisa tak berhenti hingga berjam-jam. “Kamu yakin? Itu langitnya udah mendung banget, Nak. Mau hujan, loh,” peringat Bu Ana. Diajeng mengangguk mantap. “Ajeng bawa mantel kok, Bu. Di jok motor.” Ia tersenyum, berharap bisa meyakinkan ibunya. Namun, entah kenapa,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD