29

1285 Words

Bhaskara duduk di tepi ranjang, matanya masih terpaku pada wajah Diajeng yang berkerut dalam tidur. Napasnya belum sepenuhnya stabil, pikirannya masih kacau oleh gumaman lirih yang baru saja didengarnya. Tanpa berpikir panjang, ia meraih ponselnya dan segera menghubungi satu nomor yang pasti tau apa yang sebenarnya tetjadi. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum akhirnya suara berat dari seberang menyapa. "Halo?" “Papa.” Suara Bhaskara terdengar tegang. “Aku mau tanya sesuatu.” Bagaskara, sang ayah, terdengar menghela napas sebelum menjawab. “Pagi-pagi sudah telepon, ada apa?” Bhaskara menatap kosong ke lantai. Jantungnya berdebar tak karuan. “Diajeng,” ucapnya pelan. “Apa yang sebenarnya terjadi sama dia dulu?” Keheningan. Hanya suara napas dari seberang yang terdengar, seak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD