41

1536 Words

Suara denting lift berhenti lembut di lantai dasar. Mita melangkah keluar, menarik koper ungu kecilnya menyusuri lorong marmer yang mengkilap. Rambutnya diikat setengah, wajahnya tampak segar meski sorot matanya sedikit lelah. Ia sudah bersiap kembali ke Surabaya hari ini, membawa kenangan yang tak sepenuhnya ingin ia bawa pulang. "Ah, semoga sempat beli oleh-oleh," gumamnya pelan sambil melirik jam di pergelangan tangan. Langkahnya sempat terhenti ketika ia melihat sosok tinggi yang berdiri santai di dekat meja concierge. Tangan lelaki itu menyelip di saku celana, dan senyum tipis yang mengembang begitu matanya menangkap sosok Mita. "Bang Maven?" Mita menyipitkan mata, agak terkejut. "Ngapain di sini?" Maven berjalan pelan menghampiri, menyandarkan satu tangan di koper ungu milik Mita

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD