Sinar lampu gantung kristal memantulkan kerlap-kerlip lembut ke segala penjuru ballroom. Musik klasik mengalun pelan, mengiringi malam yang awalnya terasa elegan dan biasa saja bagi Diajeng dan Mita. Namun segalanya berubah saat dua pria asing tiba-tiba mendekati mereka. Satu pria berjas navy, dengan rambut slick back dan senyum menyesatkan, menghampiri Diajeng. Sedangkan pria lainnya, berambut cepak dengan mata tajam seperti mencakar, berdiri terlalu dekat pada Mita. "Sepertinya kalian berdua bukan tamu biasa," ucap pria pertama sambil menatap Diajeng dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapannya nyaris tak sopan. Diajeng menelan ludah. Ia masih berusaha menjaga ekspresi wajahnya. "Kami hanya menemani pasangan kami malam ini." "Ah, pasangan, ya?" Pria kedua menyahut sambil tersenyu

