BAB 13 NYAMUK**

1089 Words
Setelah bang Harris dan Alex pergi, Mini juga berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Dia lelah dan ingin segera beristirahat karena tadi sempat membantu di dapur bersama para pengurus rumah tuan Serkan. Meskipun mereka semua sudah melarang Mini berkeliaran di dapur, tapi Mini tetap saja nyelonong karena tangannya bakal gatal kalau cuma dipakai untuk diam saja. Mini baru mau menutup tirai kamarnya untuk bertukar pakaian saat tidak sengaja melihat Brandon yang sedang duduk sendiri di gazebo belakang, tepat di dekat kolam pancuran air yang ada patung perempuan menuang kendi. Mini langsung penasaran, karena jujur saja sudut itu agak sepi meskipun di siang hari. Bukannya berkumpul dengan keluarganya Brando malah pilih duduk sendiri di tepi kolam renang berkumpul bareng nyamuk. Tanpa berpikir panjang Mini pun kembali ke luar dari kamarnya dan mengendap-endap melalui pintu samping untuk menghampiri pemuda itu. Sepertinya Brandon juga terkejut dengan kemunculan Mini yang tiba-tiba seperti Jiny yang keluar dari kendi pancuran air. Gadis itu memang tiba-tiba sudah ada di depannya padahal Brandon tidak mendengar langkah kakinya. "Kau belum tidur? " tanya Brandon dan Mini hanya menggeleng. "Kenapa Abang sendirian di sini? " Mini tengak-tengok ke sekeliling yang agak remang dan sempat merasa ngeri. "Kalau takut sebaiknya jangan kemari," tegur Brandon. "Gak, Bang, aku bukan penakut." "Awas, lo! di dekat pancuran itu sering ada tuyul yang suka main air." "Ih, Abang, becanda!" tepis Mini tapi tetap melompat juga karena Mini sempat takut beneran. Belakangan dia baru mikir 'mana mungkin tuan Serkan punya tuyul! ' "Tuyulnya ada empat," tambah Brandon. "Trus namanya bang Harris, bang Evan.... " "Udah, Bang, jangan di lanjutin!" potong Mini dan Brandon malah tertawa. "Apa aku mengganggu? " tanya Mini kemudian setelah Brandon baru diam dari tawanya. Brandon melihat Mini sebentar kemudian mengikuti gayanya untuk menggeleng. "Tidak juga, kemarilah! " dia justru meminta Mini untuk ikut duduk di sampingnya. "Aku pikir Abang tadi pergi untuk tidur? " "Jangan khawatir mereka semua sudah biasa melihatku pergi lebih dulu," Brandon baru sadar jika Mini ternyata masih heran dengan kepergiannya tadi. "Apa enaknya di sini? kan banyak nyamuknya? " tanya Mini sambil sibuk mukulin nyamuk yang hinggap di lengannya. "Jangan di pukul, sini aku ajarin!" Tiba-tiba Brandon sudah menarik lengan Mini, kemudian menyuruh Mini ikut diam untuk menunggu seekor nyamuk hinggap di lengannya. Tak lama seekor nyamuk hinggap di lengan Mini yang juga sedang dipegangin Brandon, kemudian dia bilang, "Cepet minumnya, habis itu terus pergi ajak teman-temanmu." Mini benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihatnya karena setelah itu Brandon tiup pelan-pelan lengan Mini sampai nyamuk itu terbang pergi. Mini masih bengong kemudian bertanya, "Abang beneran ngobrol sama nyamuk? " "Nah' tu! Mini gak digigitin lagikan? " kata Brandon. "Eh, tapi bener juga! " heran Mini waktu baru sadar kalau nyamuk yang mengelilingi dia tadi sudah pada pergi beneran. "Mini, apa bang Evan belum pernah membahas tentan rencana pernikahan kalian? " tanya Brandon tiba-tiba dan Mini kelihatanya bingung mau ngomong apa, trus dia cuma geleng-geleng kayak kebiasaannya. Meskipun dia tahu bahwa dirinya di bawa ke rumah ini untuk dinikahkan degan bang Evan. Tapi jujur Mini tidak berani berharap banyak tentang pernikahan mereka, apalagi dengan keacuhan bang Evan. Sebenarnya Mini sudah sangat ingin pulang kampung andai tuan Serkan tidak melarangnya. "Tapi, Mini, menyukai bang Evan, kan?" tanya Brandon sekedar memastikan karena Mini masih belum menjawab pertanyaannya. "Bang Evan itu ganteng dan selalu harum pasti semua orang juga akan suka padanya, " kata Mini sambil senyum. "Jangan bilang kau juga mengendus bau seperti anak kucing! " Brandon pura-pura ngeri, tapi Mini tetap senyum aja. "Masalahnya apa bang Evan mau sama aku? yang ada malah kasian bang Evan nya, masak ganteng-ganteng dapatnya orang kampung." Brandon tidak menyangkal, karena dia tahu tipe wanita seperti apa yang di sukai bang Evan dan yang jelas bukan gadis polos seperti Mini. Selain masih sangat muda untuk bang Evan sepertinya Mini juga tidak bakal mengerti kalau kadang pria itu perlu sedikit di goda dan tiba-tiba Brandon juga tidak bisa membayangkan bagaimana gadis sepolos Mini ini bisa berbuat seperti itu pada abangnya. Brandon kembali memperhatikan Mini, dan tubuh mungilnya yang kadang juga ingin membuatnya tersenyum karena tidak bisa meraih sesuatu dari atas lemari dapur atau untuk sekedar mengambil tumpukan baju paling atas di lemarinya sendiri. Tapi meski demikian bukan berarti dia tidak bisa menjadi gadis yang menyenangkan. Mini cantik dan memiliki senyum renyah yang manis, mungkin dia hanya perlu sedikit bantuan untuk dapat mencuri perhatian. Walau kadang dia juga masih tidak habis pikir kenapa papanya masih cukup nekat membawa gadis kampung yang tidak tahu apa-apa itu untuk terlibat dalam masalah putranya. Sejujurnya Brandon bukan pendendam tapi dia juga tidak akan lupa saat bang Evan ikut menandatangani surat persetujuan keluarga untuk melepas alat penopang kehidupan Bang haris saat kakak tertua mereka itu koma beberapa tahun lalu. Saat itu memang hanya Brandon yang bersikeras untuk tidak setuju dan karena itu mereka juga tidak berani berbuat apa-apa karena Brandon juga sempat mengancam tidak akan kembali pada keluarganya lagi jika benar mereka akan membunuh putranya sendiri. Brandon kadang memang susah diatur tapi dia sangat menghormati bang Haris dan hanya akan selalu mendengarkan nasehatnya. Karena itu dia sangat sakit hati saat keluarganya justru memilih melepaskan putranya yang sedang berjuang untuk hidup. Yang dia heran bagaimana bisa bang Evan juga tega melakukannya, cuma belakangan ini seperti Brandon mulai mengerti. Karena walaupun sudah berulang kali dia coba menolak pikiran jelek itu, tetap saja dia tidak bisa berpura-pura tidak tahu dan mengabaikannya. Ada yang tidak benar dengan kakak laki-lakinya dan jujur dia sangat khawatir tentang hal itu. Saat bang Harris koma, sebenarnya Brandon juga belum pernah bertemu dengan Alex tapi dia sangat mendukung kegigihan gadis itu untuk tetap mempertahankan bang Haris. Dari situ Brandon tahu bang Haris memiliki wanita yang hebat dan baik. Walaupun dia sendiri tidak pernah muncul selama abangnya mengalami koma tapi Brandon tidak pernah berhenti mendukungnya. Baru saat bang Haris menikah kemarin, Brandon memutuskan untuk pulang, hari itu dia baru tahu jika wanita yang dinikahi abangnya itu ternyata juga sangat cantik. Tapi meski demikian rasanya masih tidak layak jika sekarang bang Evan masih sering memperhatikan istri kakak laki-lakinya. Apa lagi dia tahu sekarang mereka bekerja bersama, dan setiap hari berada di lingkungan yang sama. Walaupun Brandon juga tau Bang Harris dan istrinya mungkin masih belum menyadari hal itu tapi bukan berarti perasaan terlarang bang Evan tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Itulah kenapa tadi Brandon sempat sangat marah pada bang Evan, karena sepertinya dia masih belum mau berusaha melupakannya. Selain itu tiba-tiba Brandon juga merasa iba dan prihatin degan gadis seperti Mini yang tidak tau apa-apa dan harus terlibat dalam masalah ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD