Sampai di dalam kamar. Aska tak mau melepaskan genggaman tangannya. "Apa?" Asifa mendongakan wajahnya. "Amma Rara, makin hari makin cantik," puji Aska. "Kalau ingin ngulek bilang saja, tidak usah merayu." Asifa memutar tubuhnya. Aska memeluk istrinya dari belakang. Dilepaskan jilbab Asifa, ia lempar ke atas sofa. "Ukuran bramu tambah besar sekarang." "Mana aku tahu, yang membelikan pakaianku'kan, Abang." "Ehmm, wangi, menggoda iman.... " Aska mengecup leher Asifa. Asifa mengerang tertahan, karena telapak tangan Aska meremas d**a, dan bagian bawah miliknya. Aska menaikan daster Asifa, lalu ia loloskan daster dari atas kepala. Baru bra Asifa ia buka kaitannya. Bra ia lemparkan asal saja. Dibopong Asifa, dibaringkan di atas ranjang, dengan kaki menjuntai di tepi ranjang. Aska menaika