Sebagai calon pengantin yang lima hari lagi akan menikah seharusnya aku bahagia. Tapi kekacauan yang terjadi akhir akhir ini tak urung membuat moodku berantakan. Izin cuti satu bulan yang aku ajukan waktu itu, langsung dikabulkankan oleh Bang Andre tanpa protes sedikitpun. Lihatlah! Kurang baik apalagi Bossku yang satu itu. Aku menghela nafas lega, selesai juga akhirnya semua tanggungan pekerjaanku. Mataku sampai buram karena seharian dipaksa menyelesaikan begitu banyak berkas. Aku mendongak ketika ada yang mengetuk pintu ruanganku. Panjang umur, Bang Andre muncul dari balik pintu yang baru saja dibuka. Dia tidak datang sendirian, ada Bang Ibra yang mengikuti di belakangnya. "Kok kalian bisa bareng?" Aku beranjak dari meja kerjaku dan menyusul mereka duduk di sofa. "Tadi ketemu di baw