Rena terkejut bukan main saat sampai di rumahku dan mendapati kakaknya ada di sini. Aksa yang sedang menemani Cello bermain sepeda di halaman juga tak kalah kaget melihat kedatangan adiknya, apalagi dengan keadaan terluka seperti itu. "Kak Aksa kenapa bisa ada di sini? Kakak kemana saja? Kenapa tega tidak menghubungiku sama sekali?" cecar Rena sambil menahan tangisnya. Kami sudah duduk di ruang tamu sekarang, Aksa menatap nanar wajah adiknya yang babak belur. Jangankan dia, semua orang pasti miris melihat keadaan Rena yang seperti itu. "Siapa yang melukaimu?" Rena tidak langsung menjawab. Dia diam menunduk dengan bahu bergetar, air matanya kembali mengalir. "Daniel," jawabnya serak. Kalau saja Cello tidak sedang duduk di sampingnya, aku yakin Aksa pasti sudah mengumpat marah. Dia m