Part 22

1259 Words

Ayin berjalan sendirian menelusuri trotoar dengan sekali-kali menendang batu di depannya. Ia sebenarnya tadi ingin minta dijemput pada pengawalnya, namun, dirinya sedang malas ditemani ke mana-mana. Pada akhirnya Ayin berjalan sendiri. Kalau Papanya dan Kean tahu, bisa-bisa Ayin kena marah. Tentang Papanya, Ayin tidak tahu kenapa Papanya tiba-tiba saja memberi pengawalan padanya dan tidak membolehkan dirinya untuk bepergian sendirian. Ayin pernah menanyakan alasan Papanya, tapi, dijawab dengan alasan kalau ia ingin menjaga Ayin. "Hei, kau ternyata sendirian." Ayin yang semula menunduk langsung mendongak dan terkejut melihat beberapa pria yang berpenampilan seperti preman. "Ka-lian sia-pa?" tanya Ayin gugup dan mundur secara perlahan. Juned dan teman-temannya tertawa melihat Ayin keta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD