Ruang Kebencian Yang Menyempit

1213 Words

Malam itu juga, Musa langsung menuju ke rumah Moza. Ia memarkirkan mobil ke garasi, lalu langsung masuk rumah. Perlu dicatat, kunci duplikat rumah itu ada bersama Musa. "Eh, Mas Musa kesini?" tanya Pak Dadang yang menyembul keluar menemui Musa di ruangan utama begitu mendengar suara pintu dibuka. "Iya. Mau nemenin Moza, kasian Pak Dadang kalau harus nemenin Moza. Soalnya Moza kan cerewet, nanti Pak Dadang dimarahin terus. Biar aku aja yang diomelin Moza," jawab Musa cengengesan. "Moza dimana?" "Di kamar, Mas. Mungkin udah tidur," jawab Pak Dadang sopan. "Eh, iya. Ini kan malam pertama pengantin baru. Disusul aja Mas ke kamar." Pak Dadang kemudian tersenyum simpul berhasil ngeledekin majikannya Kulit wajah Musa yang putih sontak memerah mendengar perkataan Pak Dadang yang ngejeplak itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD