Aku menatap tajam ke arah dua perempuan yang saat ini duduk di sofa. Di sana ada Farhan dan Mas Ryan, sementara aku tetap duduk di kursiku. Sejak mereka berdua masuk ruangan, emosiku rasanya langsung naik ke ubun-ubun. Bagaimana bisa, wajah yang tampak polos begitu berani bertindak sangat jauh. Oh iya, ngomong-ngomong, tebakanku dan Farhan ternyata keliru. Dua nama yang kami kantongi di awal tidak sesuai dengan yang Mas Ryan maksud. Setelah aku cek lagi, ternyata aku dan Farhan terkecoh dengan potongan rambut serta design baju yang sama. Aku baru tahu kalau akhir-akhir ini ada design baju yang sedang sangat diminati para kaum hawa. Coba bayangkan saja. Andai aku dan Farhan gegabah karena terlalu cepat mengambil kesimpulan, apa itu tidak fatal? Kami hampir saja menuduh dua orang yang